Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

Just Drawing My Self

Gugur Pahlawan Kesatria Tanah Rempah

Ungu dan Goa Kreo

The Legend of The Purple Kingdom

Ungu, satu warna yang bisa mengubah segalanya. FBS, tiga huruf yang mampu menggetarkan hati. Aku di sini, di FBS, tempat para kesatria ungu bernaung. Hampir empat tahun lalu aku masih menjadi anak ingusan yang tak tahu apa-apa. Dengan wajah polos, aku memasuki gerbang istana ungu ini. Aku tak tahu kejutan apa saja yang akan aku dapatkan di sini. Dan ternyata, singkat kata, aku mendapatkan segalanya di sini. Teman, keluarga, sahabat, segalanya. Hidupku yang dulu biasa saja kini menjadi luar biasa berkat ungu yang telah bersemayam dalam nadiku. Terima kasih FBS. Tidak ada yang lebih menggetarkan selain meneriakkan "LUAR BIASA" bersama kalian.

Mengenal Menulis

Menulis adalah salah satu hobiku. Menulis dapat menjadi keahlian kebanggaanku. Aku suka menulis dari kecil, tepatnya saat usiaku 7 tahun. Puisi sederhanalah yang aku tulis. Dengan pola pikir seorang anak 7 tahun yang menapaki bangku kelas 4 membuatku tampil berbeda dengan teman-temanku yang lain. Selisih 2 tahun dari mereka tak membuatku merasa minder. Justru hal itu yang membuatku harus melebihi mereka. Tak peduli apapun aku harus menjadi anak yang mempunyai kemampuan lebih dari teman sekelas. Aku dikenal sebagai anak yang pandai dan moody di kelas. Jika aku menyukai pelajaran dan gurunya, aku akan mendapat nilai yang tinggi. Tapi jika yang terjadi adalah yang sebaliknya, aku bisa saja mendapat nilai terendah di antara teman-temanku. Bosan dengan bidang akademik, aku mulai mencari hobi baru. Menulis adalah pilihanku saat itu. Ketika ulang tahunku yang ke-7, ibu memberiku sebuah buku diary. Buku kecil bergambar Hello Kitty itu terlihat cantik dengan kemilau di covernya

Gelegar Keheningan

Hal terindah di dunia ini bukan lagi sekadar fiktif belaka. Berada di antara mimpi dan realita, aku mencoba menyambangimu. Dari garis yang entah di mana, aku melihat kedua sorot matamu. Menunggumu berjalan menghampiriku dan tersenyum padaku. Indah bukan? Ya, bahagia itu cukup sederhana. Aku melihat kau berjalan pelan. Sejenak mata kita saling bertatap. Aku masih menunggu senyum manis tersungging di bibirmu. Tuhan, sepertinya aku menggila! Angin sepoi-sepoi mengibarkan rambutmu pelan. Tentu saja itu menambah betapa eloknya engkau. Tanganmu lalu merapikan rambutmu yang tertiup angin. Beruntung sekali angin itu, seenaknya saja membelai rambut pujaanku. Detik demi detik berjalan seirama dengan langkah kakimu. Namun tak senada dengan detak jantungku yang semakin kencang. Aku masih menunggumu. Alih-alih, aku membuang pandangan darimu agar kau tak tahu apa yang sedari tadi ku lakukan. Ku lihat kanan kiri, mencoba menenangkan perasaan dan mengatur nafas yang memburu. Ah, hanya

La Tour Eiffel et Moi

Salut, kemarin sewaktu saya PPL, murid saya ada yang bertanya, "Bu, ibu kan belajar bahasa Perancis, apa ibu pernah ke Perancis? Masa bisa ngomong Perancis kok belum pernah kesana?". Iya saya tahu itu hanya "guyonan", tapi itu membuat motivasi baru bagi saya.  Langsung saya menjawab, "Saya belum pernah ke Perancis. Tapi hanya dengan belajar bahasanya, saya seolah sudah menginjakkan kaki di negeri itu."

Diam Menyimpan Rasa

Terkadang aku merasakan perjalanan kisah cinta yang memilukan. Entah dari mana asal muaranya. Setiap kali kumemandang dirinya, ada getaran jauh di dalam dada. Sorot matanya yang malu-malu manja, ditambah senyum simpulnya yang selalu menggoda, membuatnya tampak sempurna. Diam-diam aku memperhatikannya. Kucuri-curi pandang agar tetap bisa melihatnya. Aku duduk dimanapun agar aku bisa mengamatinya tanpa sepengetahuannya. Tidak hanya itu, diam-diam pula aku membuka profil facebook dan twitternya setiap hari demi tahu kabar darinya. Aku terlalu takut untuk mengungkapkan sayang. Sampai sekarang aku tak punya nomor teleponnya. Bahkan, facebook dan twitternya yang aku buka setiap hari itu tidak berteman dengan akunku. Sepertinya aku adalah orang paling pengecut di dunia ini. Menyampaikan perasaan suka pun tak mampu. Baru berapa lama aku dan dia saling kenal. Ya, kami saling kenal, hanya tak pernah saling menyapa. Jika aku tidak salah arti, kurasa dia ingin menyapaku tapi aku terlalu d