Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

Pinta

Langit malam memang menggiurkan untuk dipandang Bak lentera tanpa pemiliknya Kukayuhkan sampan tanpa nahkoda Menyelinap di balik riak samudera Menyibak kemelut badai durjana Untuk apa aku memburu senja? Demi melukis tiap sisi wajahmu pada mega Agar mereka saling mengangkasa Dan kutitipkan sebuah salam bahagia Teruntuk kekasih tercinta Sudikah engkau nikmati jingga bersama hati yang merana?

Kisah di Balik Senja

Sebuah cerita untuk langit jingga. Entah pada senja atau paginya. Tentang hati yang membenam sakitnya rindu hingga hati yang rapuh karena sebuah perpisahan. Tentang cinta yang tak terungkapkan. Jeritan hati yang belum pernah terdengar. Bagai suara menggema di dalam menara, ia sendirian, tak terdengar. Seorang anak yang sedang mencari kesungguhan dalam arti cinta. Bukan tentang seberapa ia mendapat cinta dari orang yang sempat singgah, melainkan arti sebuah komitmen untuk berjalan beriringan. Memaknai kehidupan tak semudah mendapatkan kehidupan. Katanya. Sayup terlihat matanya mengisyaratkan ingin memiliki. Hatinya bergejolak tak menentu. Bergetar semesta tak kuasa menahan gemanya. Cinta begitu besar hingga hari ini. Belum terungkap. Seperti senja yang membenamkan matahari, haru. Senja yang mengajarkan arti menunggu dan merindu. Sakit terisak ketika jingga menjelma dalam senja. Begitulah cinta yang terbenam entah berapa lama dalam hati. Hatinya merapuh. Ingin berteriak namu

Kepada Hati

Bahkan di antara kerinduan yang berselam, masih ada kata terpendam belum kau simpan. Hati ini masih menguburnya dalam-dalam. Seolah tak tahu bagaimana mencinta, ia tak ingin begitu saja mengungkapkannya. Relung hati mampu menahan gema menyakitkan itu demi perasaan terhadap apa yang ia cinta. Tidakkah kau mengerti betapa sakit ia terluka? Apa kau tak pernah mendengarnya menangis menderu? Ya, ia terluka. Luka tak berdarah. Ia menangis. Air mata yang tak berupa air dan tak keluar dari mata. Nyanyian surga yang tak kau rindukan. Melodi keagungan semesta yang tak kau sadari. Eksotisme indrawi yang hanya orang-orang tertentu mampu menikmatinya. Haruskah alam memberi firasat tentang itu? Kurasa tidak. Hatimu akan tahu siapa yang telah mencuri kuncinya. Teruntuk engkau yang diam-diam merindu. Teruntuk engkau yang mencintai seseorang tanpa tahu hatinya untuk siapa. Teruntuk semua manusia penjelma malam. Dan teruntuk hati seseorang yang sedang bicara tanpa ada yang mendengar. Apa ka

#ForYou

Project berikutnya, #ForYou. Dari beberapa project saya sebelumnya, mungkin #ForYou adalah yang paling entah. Entah untuk siapa, apa dan bagaimana. #ForYou bukan hanya tentang cinta tapi juga tentang sahabat, kawan dan segalanya. Tidak ada alasan kenapa saya memilih #ForYou. Yang pasti, semoga kali ini tidak gagal seperti yang kemarin. Selamat berproses!

Sing The Laugh

Sidang Menawan

Yang katanya menegangkan ternyata menyenangkan. Begitulah sidang. Semester dua digit, seperti itulah aku dan rekan-rekan seperjuanganku di sini. Di kampus ungu dalam kuning, Universitas Negeri Semarang. Angka 10 menjadikan segala kenangan terasa lucu. Berawal dari kami yang sama-sama masuk pada tahun 2010 hingga sekarang kami ada di semester 10. Semoga ini semester terakhir untuk menuntaskan jenjang ini. Istimewa lagi jika nanti kami bersama bisa wisuda di bulan 10 tahun ini. Semua kisah yang telah tertulis pada setiap jejak kita di sini menjadikannya sangat berarti. Tak ada yang akan luput dari memori. Aku, kau dan mereka menjelma dalam satu kisah klasik. Keabadiannya akan terus terlukis dalam senyuman langit. Kawan, ini bukanlah akhir dari segalanya. Segala yang berakhir pasti akan menemukan awal baru. Begitulah hidup. Ada banyak doa untuk perjalanan kita ke depan. Doa-doa yang entah harus bagaimana aku meminta pada Yang Kuasa. Yang terbaik untuk kita semua. Salam se