Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

Tentang Hati yang Mengadu

Pada setiap kesempatan yang ada, aku jatuh cinta. Di setiap pertemuan kita, kau mengajariku bahagia karena cinta. Ada pula ketika kita tidak berjumpa, rindu begitu menyiksa. Tapi, memastikan dan mendapatimu baik-baik saja sudahlah melegakan. Kecewa, rasa yang pasti akan muncul kepada siapa saja. Terlalu sayang, kecewa datang. Terlalu cinta, kecewa membuta. Ketika kecewa datang, luntur sudah semua kepercayaan. Hanya tersisa dua pilihan: bertahan atau sudah. Jatuh cinta dan kecewa, dua hal yang dapat datang beriringan. Karena ketika merasakan kasih sayang, akan menanggung risiko kebencian. Sayang, rasa ini terlalu besar. Bahkan besar untuk aku yang tak pernah sejatuh ini pada cinta seseorang. Kau merubah segalanya. Kau buat aku tersenyum atau marah. Itulah kita. Harus ada senyum karena tujuan kita adalah untuk bahagia. Kadang butuh marah agar kita belajar menjadi pribadi dewasa. Lain dengan kecewa. Marah kita bisa obati dengan tawa dan permintaan maaf. Kecewa? Maaf saja tidak cukup.
Tak perlu memaksakan kebenaran untuk menjadi kebahagiaan. Kadang butuh ilusi agar bahagia.
Ada orang seperti ini. Hanya dirinya yang tahu bagaimana dia. Dalam sepi yang tidak berarti kesepian. Dalam diam yang tidak sepenuhnya hening.

Titipan Rindu

Aku bermalam disini. Di bawah langit kelam, di antara gugusan bintang, dibelai sepoi angin, dihibur bisikan namamu. Di sini, di tempat tertinggi aku bisa melihat bintang, aku menyebut namamu pelan. Angin pun tak kan mendengar. Terlalu pelan aku berbisik, sesak di dada. Sendiri aku menikmati malam. Di bawah pucat pasi rembulan. Di bawah bayang wajahmu. Aku tersipu. Beruntungnya aku merasa memilikimu. Waktu berpihak padaku untuk saat ini. Entah nanti. Bintang di atas sana curang sekali, Sayang. Seenaknya mereka tertawa tanpa peduli ada anak menderita di sini. Menderita. Derita luka yang bahagia. Sayang, kau percaya langit itu berbatas? Ataukah langit langsung terhubung ke surga, seperti di film-film kartun? Jika langit memang berbatas, ingin kutembus batasnya dan menemuimu. Memelukmu erat dan menceritakan kisah hidupku. Bagaimana aku hidup tanpamu. Tapi, kau tahu, aku akan lebih bahagia bila langit tak berbatas dan bisa menembus surga. Tanpa susah payah aku akan mencarimu. Aku akan m

Tentang Malam Ini

Langit malam ini cukup cerah. Sedikit berawan, tapi setidaknya aku bisa melihat kerlip gemintang. Bintang yang tahu bagaimana aku bercerita. Bintang yang tahu bagaimana aku bercengkerama. Bintang yang tahu bagaimana aku meneteskan air mata. Untuk malam ini. Angin berbisik pelan. Namamu ikut dibawanya. Pelan-pelan ia masuk dan mengiang. Menggema seenaknya di kepala. Kau datang kapan saja bersama berbagai bisik alam. Entah seberapa jauh aku mengenalmu, kau ada di setiap aku berada. Bukan kau, hanya tentang engkau. Malam ini cukup dingin untuk hati yang sedang hangat-hangatnya terjatuh di dalam cinta. Diiringi satu lagu yang sedang aku suka, 'Dia' dari Anji, malam ini berlalu. Melodi berbagai instrumennya membuat malamku pilu. Kau tahu, tentu karena mengingatmu. Setiap kutengadahkan kepala ke kelamnya langit, ada harapan terbesit. Harapan sederhana. Mungkin tiada artinya. Tapi, sesederhana apapun harapanku, akan terlihat istimewa jika itu tentang engkau dan terkabul pada engkau