Aku mengagumimu. Bagaimana caraku mengatakannya? Tak harus kukatakan padamu. Entah pada angin, ombak, senja, atau secangkir kopi yang bersahaja. Setiap hembus nafas ini kembali menyebut namamu. Jatuh badanku ingin berlabuh di bahumu. Redup mataku berharap kau teduhkan dengan tatap manjamu. Ada lain yang dapat disamakan denganmu? Semesta selalu mengerti betapa seisinya mampu menggemakan rindu untukmu. Di sela perjumpaan kita tak banyak kata terucap. Sedikit banyak mata mencuri pandang. Betapa berdebar ragaku saat mata kita bertemu di satu titik. Waktuku beku. Diriku membatu. Kau tega membiarkanku larut dalam pesonamu. Demi sepasang bola mata itu aku rela mengayuh rindu. Matamu, senyummu. Dua hal yang ingin aku lukis setiap hari. Aku adalah manusia jauh dari sempurna. Predikat baik juga sepertinya tak pantas aku sandang. Egois, keras kepala, tak mau mendengarkan siapapun, begitu dunia memandangku. Dan semua berbalik setelah aku bertemu kamu. Egoku mampu kau redam. Sifat keras kepalaku
Call Me A Dreamer Cause With My Dream, I Can Reach The Stars