Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

Candu Tiada Satu

Teruntuk seseorang penggenggam rindu. Tanpa kamu, aku tak akan mengerti beratnya berpisah. Karena kamu, aku paham bagaimana cara menghargai pertemuan. Denganmu hidupku terasa lebih hidup. Rindu kepadamu telah menjadi candu. Sedikit terhitung temu namun engkau mampu membiusku masuk ke segalamu. Bahkan di pagiku kau menjadi hal pertama yang terpikir pada sujudku. Bayang-bayang masa depan begitu indah bersamamu. Haruskah aku mengungkapkan itu? Di lain sisi aku tahu kita tak seharusnya bersatu.

Kemarilah Wahai Hati yang Pergi

Di bawah langit malam aku melihat bintang. Beratap awan menjelma dirimu. Tak henti angin berhembus pelan menerka-nerka rindu. Ada sepasang bola mata terbesit dalam kelamnya langit. Ada senyum yang diam-diam aku amati muncul dalam angan. Ternyata benar, jatuh hati butuh berjuang. Meski semua tahu kadang berusaha harus sendirian. Kau tahu, aku adalah seorang pengembara. Jauh-jauh aku berjalan tanpa lentera agar aku tersesat di hatimu. Aku juga dapat menjelma menjadi pendaki. Jalanan terjal aku hadapi tuk menggapai asa kita bersama. Terkadang aku berubah bagai seorang pujangga. Kata demi kata aku rangkai berdalih engkau luluh olehnya. Itulah aku. Aku bisa berubah sewaktu-waktu. Menjadi apapun. Tak lepas dari satu tujuan. Kamu. Engkau. Kepada malam ini aku bersaksi bahwa segalanya telah bermuara. Darah yang mengalir di dalam tubuh ini mengisyaratkannya. Di setiap sudut mata ini menatap, ia tahu siapa yang baru saja menetap. Oleh jemari yang bertautan, mereka menuliskan namamu abadi dalam