Biar kuabadikan gumpalan rindu dalam peluh membiru. Tersapu kelabu aku mengembara tak tentu. Tersesat aku di kemudian waktu. Namun, aku tahu. Sesat ini sengaja kulakukan selama ada di hatimu. Seseorang terlihat ketika ia sedang jatuh cinta. Katanya. Begitu pandang mereka. Benar adanya, aku telah jatuh oleh pesona cinta di dunia. Bahkan aku mengiyakan bila duniaku sekarang berganti menjadi sesosok manusia. Bukan malaikat yang diidamkan banyak mata. Melainkan manusia, tak bersayap, seperti pada umumnya. Namun, bersamanya hidupku terasa lebih bahagia.
P agi ini aku ingin menuliskan beberapa ungkapan kepadamu. Mungkin kamu akan bosan mendengarnya, tapi tidak apa-apa. Barangkali suatu hari nanti aku berhenti, ketahuilah bahwa kamu tetaplah yang terindah. Aku suka setiap kali kita berbicara lewat telpon. Berjam-jam terlewati dengan cepat. Suaramu berhasil membuat musik sendiri dalam kepalaku. Hingga menjadi candu. Bagaimana cara kamu tertawa pun membekas lama di ingatan. Benar, candu itu bernama kamu.