Apa kabar, Pelita? Lama tak bersua. Baik-baiklah kau di sana. Demi senyummu, janganlah ada yang menggores luka. Kepada binar matamu, jagalah sinarnya. Tak baik jika ada setitik sendu menyapa. Lalu di sela-sela jemarimu, biar aku saja yang melengkapi kosongnya. Sudah kusiapkan bingkai-bingkai romansa menjelang senja. Sembari mengantar perginya mentari, kuantar pula engkau menuju ruang paling megah dalam singgasana semesta. Hiduplah di sana menikmati sisa usia. Kita bersama, selayaknya laut dan ombak enggan ada jarak di antara mereka. Pernah sekali kutemui engkau dalam bunga tidurku. Tidak biasanya kau hadir begitu. Di mimpiku kita berjalan beriringan berdua saling mendekapkan telapak tangan. Aku ingat betul tepat di tepi pantai, malam hari kita bercengkerama tiada usai. Sesekali aku berjalan di belakangmu. Aku tak ingin tersipu jika kau tahu bagaimana mataku memandangmu tanpa merasa kelu. Sungguh, kau kuncian segala termangu. Biar aku saja dan dunia yang mengerti arti tatap mata ini t