Skip to main content

Sederhananya, Kita Rumit

Beberapa hal sederhana terbilang rumit. Sebaliknya ada hal rumit yang ternyata sangat sederhana ketika dilakukan. Banyak orang memilih melihat dari luar daripada harus repot menelaah lebih dalam. Asumsi timbul beriringan dengannya. Sebuah argumen disebarkan. Anggukan kepala bagi mereka yang mengiyakan. Gelengan kepala berbuntut terpinggirkan. Sederhana sekali menemukan kebenaran bukan?

Hitam putih yang kau puja selalu terngiang di kepala. Tentang apa yang semua orang percayai kebenarannya, perihal segala bentuk ketidaksucian yang dapat mencederai keharmonisan alam. Bagaimana dunia berlangsung jika hanya memandang hitam dan putih? Bukankah akan sangat tidak menyenangkan hanya berkutat di kedua warna itu? Seperti yang tergambar sebelumnya, kau hanya memegang dua pilihan. Iya atau tidak. Begitu sederhana kan ketika ingin memutuskan sesuatu?

Pada malam yang begitu dingin kau bertanya sambil membenamkan wajah lugumu ke dalam dekapku. Semakin dalam semakin tak kuasa kau menahan letupan romansa yang siap meledak kapan saja. Ketika dua hati berdekatan seperti ini aku rasa semesta setuju bila detak jantungnya mengalir bersamaan. Ritme mereka beriringan satu sama lain. Ada sebuah tali imajiner menghubungkan mereka. Percaya atau tidak, pelan-pelan aku merasakan sesuatu mengalir membasahi bajuku. Telusur ke belakang, sungguh sama sekali tak kuizinkan air suci ini mengucur. Malam itu cerah, namun hatiku basah.

Tak usai kau menangis. Sepertinya saat ini adalah waktu tepat untuk kau ungkap segala kekesalan. Kejanggalan bertolak belakang muncul. Satu sisi aku senang melihatmu mempercayakan air matamu padaku. Sisi lain aku tak ingin matamu bertambah sendu. Dapatkah aku disebut kunci bahagiamu selagi kau masih menangis karenaku? Atau apakah dunia memberiku peran antagonis dengan air matamu sebagai alasannya? Sederhana sekali perhitungan baik buruk seseorang oleh semesta.

Bulan masih setia menyombongkan diri sebagai penguasa malam. Gemintang mengawalnya dengan sukarela. Berteman pucat rembulan dan gemerlap gugus bintang, kau memilih diam dalam tangisan. Sama, aku diam, mencoba berpikir tenang. Jemari tanganmu mendarat pas di sela jari tanganku. Rasanya nyaman. Semua begitu sederhana sekarang. Tetap seperti ini adalah pilihan. Rumit menjelang. Kita hadapi aral melintang. Cinta akan menang.


Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?