Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2017

Kisah di antara Malam, Masih Sama, Tentang Kita

Seperti biasa aku terbangun di sepertiga malam terakhir. Kebiasaan yang muncul setelah beberapa perselisihan denganmu. Aku lelah seperti ini. Aku lelah bila setiap malam harus terjaga dan terbayang namamu. Semua kenanganmu ikut bermunculan. Satu persatu menggerogoti sisa malamku. Setiap hari. Tidakkah naif bila aku berkata membencimu? Pelipur duka alih-alih ingin lupa akan luka yang bersemayam. Sebaliknya, semakin ingin aku melupakanmu semakin aku tak bisa menghapusmu. Kau telah menjalar. Kau ambil jantungku dan kau ganti fungsinya. Kau edarkan rindu di setiap pembuluh darahku. Kau bagai udara. Tak terlihat namun begitu terasa bagi tubuh rapuh ini. Oh sembuhlah cinta. Pada malam dingin ini aku bercerita kepada angin. Kupandang lekat hitam langit. Tak begitu banyak bintang terlihat. Beberapa ada malu-malu bertahta. Kupejamkan mata sejenak menengadahkan segala doa. Berharap lupa dan berserah pada semesta. Ada kehangatan kuperoleh. Hangatnya aku kenal. Perlahan memanas. Seuntai mendun

Semua adalah Rahasia, Tentang Kita

Sayangku, hanya kepadamu aku merindu. Di dermagamu aku berlabuh di antara gelap malam tanpa lentera. Tepi senja terbenam rindu bermuara di matamu. Kutepis pelan rambut yang menghalangiku memandang indah parasmu. Kukecup mesra keningmu. Tenang. Jangan menangis sayang. Aku menjagamu. Terluka. Ujung sore yang kita nikmati berdua, kau ingat? Bersamamu aku melepas mentari. Cahayanya yang sebentar lagi digantikan ratu malam. Bukan itu cahayaku. Melainkan kamu. Seseorang yang sedang bersamaku, di sampingku, menghabiskan sepotong hari, menikmati indahnya dunia, melakukan segalanya demi cinta. Indahnya masa muda. Akan sempurna bila menua bersama. Sayang, cinta ini kau lunturkan dengan luka. Deritamu parau. Kini senja tak lagi seindah dulu. Jingganya memerah darah bekas gores luka. Semakin merah, semakin ngilu. Bergegaslah, percuma disini. Hanya luka yang akan membuntuti. Kataku pada hati yang kau bawa mati. Masih terkenang semua tentangmu. Kau, sekali lagi kukatakan kau terindah yang p

Cinta dan Permainannya

Bagiku cinta bukanlah permainan. Cinta adalah tentang hati. Tidak seharusnya cinta dijadikan candaan. Mungkin beberapa orang di belahan bumi lain mengartikan demikian. Apakah cinta serendah itu? Tidakkah terlalu maha besar cinta jika hanya sebagai gurauan? Beberapa hati bahagia karena cinta. Beberapa lain terluka karenanya. Beberapa juga berjuang mendapatkan cinta dengan melukai seseorang. Dimanakah cinta sebenarnya? Apakah sebenarnya cinta? Tanda tanya tanpa jawaban. Bukan retoris, hanya tak ada satu manusia yang benar-benar mampu menunjukkan bahwa ia adalah pecinta sejati. Apa itu pecinta sejati saja tiada yang tahu. Dikutip dari situs-situs dan akun-akun penyebar berita di internet, banyak membuktikan cinta merupakan muara dari segalanya. Bahagia, tawa, canda, air mata, tangis, perang, apa lagi? Luka? Derita? Positif negatif cinta ternyata punya perspektif berbeda. Cinta tidaklah sama di mata manusia. Seseorang yang pernah terluka akan cinta tidak akan semudah itu mengartikan c

Beranda Aku dan Semesta di Pagi Buta

Cinta, satu kata berjuta makna. Kata agung. Ketika cinta menggema, angkasa tak mampu menahannya. Apalah hati manusia, berbolak-balik begitu saja. Mereka yang berjuang mempertahankan cinta akan kalah dengan mereka yang hanya memanipulasi cinta. Bercerita sedemikian rupa. Lihai mereka berbohong. "Aku cinta kamu", "Jangan tinggalkan aku", kalimat yang sempat mencandu hingga akhirnya palsu. Jangan salahkan mereka yang menyerah karena sadar hanya mereka bertahan sendirian. Ketika "Cinta tak harus memiliki" hanya menjadi pelipur. Sesungguhnya cinta harus memiliki. Jika tidak bisa dimiliki, untuk apa dicintai. Jangankan bahagia, sakit bertubi-tubi meracuni sendi. Lepaskan. Bila tak mampu merelakan, setidaknya tidak ada lagi ikatan. Ikat dalam diam. Dalam doa-doa. Aku pernah mencintai seseorang. Ia sampai hari ini masih menjadi inspirasi dalam beberapa tulisan. Ia meyakinkan aku akan segalanya, membuatku bertahan, membantuku mencintai diri sendiri. Aku mencin

Hati yang Kehilangan Masih Ingin Bertahan

Aku pernah mencintai seseorang. Cinta dan percaya menjadi bekalku bertahan. Tak peduli apa kata orang, rasa itu begitu tulus. Mungkin memang ketulusan bukan lagi ketulusan jika diperdebatkan. Tapi hati berkata rasa kepadanya sangatlah dalam. Begitu dalamnya, ia belum tergantikan. Semesta tahu bagaimana cintaku tumbuh. Semesta tahu seperti apa rasa yang tersembunyi tertelan bisu. Sembari menikmati senja terakhir bersarang di matanya, aku berbisik kepada angin tentang betapa sakit luka yang pernah ada. Sungguh menyayat segalanya menghilangkan semi cinta. Angin pun membalas, "Hai kau yang jatuh cinta. Tahukah kau mengapa bisa engkau sebegitu terluka? Adalah engkau terlalu mencintai seseorang yang kau cinta. Engkau yang berharap ia tak pernah menjadi sangkar derita. Engkau pula yang percaya mati-matian terhadapnya. Terimalah lukamu. Sembuhmu adalah kamu." Di malam sama aku bermimpi. Dengan ia aku bersama. Seolah mengulang waktu lalu yang tergilas hari. Bagaimana kami membela

Cerita yang Usai

Pada tepian senja aku menceritakan derita. Aku bercerita kepada angin. Kusampaikan semuanya hingga meneteslah air mata. Seluruh rahasia penyebab nestapa. Sang angin hanya berhembus setiap kali ada bulir bening jatuh dari sudut mata. Ia membelai rambutku. Kukira ia akan menghapus air mata ini, tapi aku tahu air mata ini terlalu membatu. Titik kekecewaan terdalam saat aku diam dan tanpa sebab tiba-tiba ada air mata. Aku hanya bisa menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, berharap aku segera lupa. Kian hari aku berdoa ini semua akan berakhir tak berbekas. Tapi sejauh ini aku belum bisa. Masih ada tanda akan luka. Semoga lekas sembuh wahai yang pernah jatuh cinta. Kupandang lekat matahari yang sebentar lagi pergi. Apakah tidak ada yang benar-benar menetap? Apakah tidak ada yang benar-benar singgah? Pintu yang telah kau buka kini tertutup rapat. Bagaimana caraku membukanya dan mengusirmu dari sana? Bisakah? Padahal setiap malam aku terbangun dari lelapnya mimpi, menyadari