Seperti biasa aku terbangun di sepertiga malam terakhir. Kebiasaan yang muncul setelah beberapa perselisihan denganmu. Aku lelah seperti ini. Aku lelah bila setiap malam harus terjaga dan terbayang namamu. Semua kenanganmu ikut bermunculan. Satu persatu menggerogoti sisa malamku. Setiap hari. Tidakkah naif bila aku berkata membencimu? Pelipur duka alih-alih ingin lupa akan luka yang bersemayam. Sebaliknya, semakin ingin aku melupakanmu semakin aku tak bisa menghapusmu. Kau telah menjalar. Kau ambil jantungku dan kau ganti fungsinya. Kau edarkan rindu di setiap pembuluh darahku. Kau bagai udara. Tak terlihat namun begitu terasa bagi tubuh rapuh ini. Oh sembuhlah cinta. Pada malam dingin ini aku bercerita kepada angin. Kupandang lekat hitam langit. Tak begitu banyak bintang terlihat. Beberapa ada malu-malu bertahta. Kupejamkan mata sejenak menengadahkan segala doa. Berharap lupa dan berserah pada semesta. Ada kehangatan kuperoleh. Hangatnya aku kenal. Perlahan memanas. Seuntai mendun
Call Me A Dreamer Cause With My Dream, I Can Reach The Stars