Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2018

Sepasang Arah yang Berlawanan

Saat seperti ini rindu terasa amat berat. Pasalnya rindu ini seharusnya bukan milikku. Peraduannya lepas sudah. Aku hanya serpihan masa lalu yang siap terbuang, tanpa dikenang. Jamuan malam selalu sama. Apakah aku mencintaimu teramat sangat? Jika itu benar, kenapa kau selalu bilang kita adalah sebuah kesalahan? Mengapa pula kita berujung pisah? Tak bisakah kita melangkah menuju masa depan yang megah? Tanda tanya biarlah terjawab oleh semesta. Jika dulu kita adalah sepasang senja dan jingga, sekarang kita menjelma menjadi siang dan malam. Jika dulu kita adalah bintang dan malam, sekarang kita hanyalah mentari dan hujan. Jika kemarin kita adalah dua hati yang saling mengisi, kini kita adalah sepasang nurani yang diam-diam pergi. Aku sering meminta waktu berputar mundur. Bukan untuk memperbaiki segalanya, melainkan bagaimana caranya agar aku tak bertemu denganmu. Lalu aku tidak mengenalmu. Dan aku tak akan menjadi pecundang yang kian murka akan betapa agungnya kata cinta. Cinta. Karen

Senja dan Luka yang Sama

Senja ini masih sama. Tentang luka yang selalu bercengkerama. Mendekap merona pada jingga. Laksana buih debur ombak saling mengejar. Berteriak... Meminta satu nama. Kuletakkan cangkir kopiku di ujung pasir. Sembari meraih angin yang memelukku. Namamu berbisik. Merdu. Menyayat. Luka ini masih basah.

Aku yang Gagal Tentangmu

Mengenangmu di sela-sela senja adalah anugerah. Aku iri pada angin yang sewaktu-waktu memelukmu. Aku iri pada sepatumu yang menemanimu kemanapun engkau melangkah. Aku ingin menjadi payung yang melindungimu dari segala. Tapi itu semua bukanlah aku. Gemintang tak kunjung padam. Malam menangis sejadinya. Demi ibanya hati manusia. Nestapa membayang mesra. Mencumbui setiap detik mata bercengkerama. Biru langit tinggal kelabu. Pelangi mengeruh. Semua berduka.

Kembali Tentangnya

Kisah cinta adalah kisah yang paling banyak diterima khalayak luas. Kecil, remaja, dewasa, semua menikmatinya. Aku adalah satu dari sekian banyak penikmatnya. Kukira tak ada yang lebih puitis dari kisah itu. Setiap orang mempunyai kisahnya sendiri. Ada yang berakhir romantis, ada pula yang tragis. Begitu pula aku, aku punya cerita cinta sendiri. Aku pernah mencintai seseorang dengan amat sangat. Hanya dengan melihat matanya, duniaku membeku. Saat ia tersenyum adalah waktu paling membuat dada berdebar. Beradu argumen masa depan membuatku semakin yakin padanya. Hari dan malam banyak kulewati bersamanya. Adalah semangat tersendiri ketika beraktivitas sambil memandangnya. Sungguh matanya membuatku terpana. Sejauh ini hanya ia yang mampu membuatku bungkam. Apa kabar ia sekarang? Beberapa waktu terakhir rindu kembali tersemat padanya. Berat rasanya tapi mau bagaimana. Entah angin apa yang membuat nestapa. Segalanya kembali indah jika ada dia. Kesalahan yang sengaja aku ulang.

Langkah Awal Rainbow Cake

Kami punya segudang kenangan yang teramat manis jika dilupakan. Berawal dari tak saling kenal, mimpi menjadi tujuan kemudian. Awal dan akhir selalu datang beriringan. Membawa penasaran bagaimana akhir disematkan. Untuk kalian yang sudah berada di luar, berkaryalah. Tetap jadi yang membanggakan. Hasna Maul Devi Intan Fitri Elisa Sinta Tanty Pavita

Cerita yang Usai

Pada tepian senja aku menceritakan derita. Aku bercerita kepada angin. Kusampaikan semuanya hingga meneteslah air mata. Seluruh rahasia penyebab nestapa. Sang angin hanya berhembus setiap kali ada bulir bening jatuh dari sudut mata. Ia membelai rambutku. Kukira ia akan menghapus air mata ini, tapi aku tahu air mata ini terlalu membatu. Titik kekecewaan terdalam saat aku diam dan tanpa sebab tiba-tiba ada air mata. Aku hanya bisa menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, berharap aku segera lupa. Kian hari aku berdoa ini semua akan berakhir tak berbekas. Tapi sejauh ini aku belum bisa. Masih ada tanda akan luka. Semoga lekas sembuh wahai yang pernah jatuh cinta. Kupandang lekat matahari yang sebentar lagi pergi. Apakah tidak ada yang benar-benar menetap? Apakah tidak ada yang benar-benar singgah? Pintu yang telah kau buka kini tertutup rapat. Bagaimana caraku membukanya dan mengusirmu dari sana? Bisakah? Padahal setiap malam aku terbangun dari lelapnya mimpi, menyadari