Skip to main content

Posts

Showing posts from 2023

Candu

P agi ini aku ingin menuliskan beberapa ungkapan kepadamu. Mungkin kamu akan bosan mendengarnya, tapi tidak apa-apa. Barangkali suatu hari nanti aku berhenti, ketahuilah bahwa kamu tetaplah yang terindah. Aku suka setiap kali kita berbicara lewat telpon. Berjam-jam terlewati dengan cepat. Suaramu berhasil membuat musik sendiri dalam kepalaku. Hingga menjadi candu. Bagaimana cara kamu tertawa pun membekas lama di ingatan. Benar, candu itu bernama kamu.

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?

Jagung dan Coklat

Bulan ini, tepatnya tanggal delapan, usia bertambah satu angka. Tidak ada yang istimewa, hari-hari berjalan seperti biasa. Ingin sekali menceritakan bagaimana saya memaknai momen bertambahnya usia dari tahun ke tahun. Segalanya berubah. Dalam perubahan itu, sosok saya menjelma manusia dewasa dengan segala keping drama.  Ada beberapa perbedaan perayaan bertambahnya usia dari tahun ke tahun. Dulu berbagai jenis kado atau kue menghiasi pagi. Penuh keramaian dan keceriaan. Peringatan hari lahir adalah satu dari sekian banyak hari paling menyenangkan, bahkan harus jadi yang teristimewa setiap tahun. Saya rasa, hari itu adalah hari di mana saya dapat tersenyum dengan amat lebar. Paling lebar.  Lalu, apa bedanya dengan sekarang? Saya ingin menikmatinya sendiri. Benar-benar sendirian. Hanya menghabiskan waktu dengan diri sendiri. Berbicara dengan diri sendiri. Apa yang selama ini dirasakan, dinginkan, dan dilakukan. Semasa hidup, adakah yang dapat dibanggakan? Jangan-jangan ada penyesalan yang

Pedas Manis

Beberapa waktu terakhir, tubuh sedang menyeleksi asupan. Makanan pedas tiba-tiba menjadi sungguh menggugah selera. Ditambah minuman manis sebagai penyempurnanya. Demi memuaskannya, tak masalah jika bolak-balik kamar mandi menjadi risikonya.  Selain cabai, Bon Cabe turut masuk daftar belanjaan dapur. Entah sejak kapan ingin melepaskan diri dari belenggu micin, benda berbotol kecil ini mampu mengalihkan niat. Beruntung, masakan ibu saya di rumah sudah bebas micin. Anaknya saja yang kadang kala bandel menaburi bubuk pedas tadi di atas hidangannya.  Habis pedas terbitlah manis. Sejak awal saya kurang suka minuman manis. Sedikit sekali campuran gula di setiap gelas kopi yang saya seduh. Susu seusai sarapan juga enggan ditambahkan gula barang sepucuk sendok teh. Tapi, sekali lagi tapi, jika ada orang berbaik hati memberi kopi kekinian macam Janji Jiwa, Kulo, atau Kenangan, tentu dengan senang hati saya terima. Hahaha!  Ada yang baru saya temui sore ini. Di toko berwarna khas merah biru kunin

Setetes Kopi di Minggu Pagi

Lama tak mengunjungi gudang aksara di dalam benak. Kesekian kali, mencoba menulis tentang apa pun.  Minggu pagi ini berencana melakukan pergantian cara mencerna pikiran. Alih-alih menghirup udara pantai, saya mencoba peruntungan lain dengan memilih dataran lebih tinggi. Pilihan jatuh pada J-Cottage. Salah satu kafe yang terletak di desa Tempur, Kembang, Jepara. Jawa Tengah, ya.  Bicara soal makanan, rasa tidak pernah bohong. Perkopian tidak diragukan. Pemandangan jangan ditanya. Tempur adalah salah satu desa wisata di dataran tinggi Jepara. Bahkan, ini masuk ke lereng Muria. Berminat ke puncak gunung Muria? Tempur dapat dijadikan satu opsi rute perjalanan.  Saya mencicipi vietnam drip buatan barista J-Cottage. Tetesan kopinya membuat saya mengerti bahwa terkadang tidak ada salahnya menunggu sesuatu. Entah akan berakhir dengan penyesalan atau tidak, sebagai manusia tentu dipaksa menikmati proses atau menjajali sakit. Demi hasil adukan gula dan kopinya terasa pas. Manis, pahit, namun tet