Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2019

Menuju Kamu

Menuju penghujung April. Kukira semua akan berlalu tanpa menoleh lagi ke belakang. Masa lampau memang selalu punya daya magis tersendiri untuk dijelajahi. Engkau hadir tiba-tiba di mimpi. Ya, kau. Lagi-lagi kamu. Kembali lagi kamu. Setelah mundur terikrar, ada perasaan belum kelar. Masih menjalar. Mengakar. Jauh dari nalar, kata kita belum juga bubar. Di mimpiku kau masih sama. Tetap dengan senyum menggodamu dan tatap mata sayumu. Di antara berjuta keindahan di semesta, aku percaya satu keistimewaan diciptakan khusus kunikmati. Tak peduli orang-orang sebelumku yang mengenalmu lebih dulu. Tak peduli mereka yang pernah singgah mengetuk pintu hati. Tentangmu aku rela. Kukosongkan isi. Lalu bersiaplah. Kau ada di singgasana utama sang pecinta ini.

Dari Pecinta Sejati yang Kini Membenci

Dini hari, aku belum lekas tidur. Rasa kantuk tak juga menyerang. Sejujurnya aku benci keadaan seperti ini. Bukan tentang apa-apa, aku terlalu takut pikiran tentangmu muncul lagi. Takapa jika bahagianya yang muncul. Sayangnya berbagai sesak itulah yang menyeruak terngiang di depan mata. Saat itu aku takbosan berkata mencintaimu dengan sangat. Memang begitu adanya. Sebaliknya, kau juga sama. Kita berdua terlalu saling menyayangi. Kita takut saling meninggalkan. Kita adalah sebuah harmoni yang akan hambar ketika salah satu menghilang. Dunia tahu itu. Semesta taksanggup mengelak. Kini semua berbalik. Engkau yang aku cintai berubah menjadi yang kubenci. Kau yang sempat singgah berbunga di taman hati, kini masih sama, tapi dengan perasaan berbeda. Tiada elok sama sekali. Ingin kumaafkan dan kulupakan semuanya, tapi entah kenapa aku takmampu. Sebab yang takkutemui sampai saat ini. Aku pernah menjadi pecinta ulung. Sekarang aku adalah seorang pembenci yang takpercaya lagi tentang cinta.