Skip to main content

Dari Pecinta Sejati yang Kini Membenci

Dini hari, aku belum lekas tidur. Rasa kantuk tak juga menyerang. Sejujurnya aku benci keadaan seperti ini. Bukan tentang apa-apa, aku terlalu takut pikiran tentangmu muncul lagi. Takapa jika bahagianya yang muncul. Sayangnya berbagai sesak itulah yang menyeruak terngiang di depan mata.

Saat itu aku takbosan berkata mencintaimu dengan sangat. Memang begitu adanya. Sebaliknya, kau juga sama. Kita berdua terlalu saling menyayangi. Kita takut saling meninggalkan. Kita adalah sebuah harmoni yang akan hambar ketika salah satu menghilang. Dunia tahu itu. Semesta taksanggup mengelak.

Kini semua berbalik. Engkau yang aku cintai berubah menjadi yang kubenci. Kau yang sempat singgah berbunga di taman hati, kini masih sama, tapi dengan perasaan berbeda. Tiada elok sama sekali. Ingin kumaafkan dan kulupakan semuanya, tapi entah kenapa aku takmampu. Sebab yang takkutemui sampai saat ini. Aku pernah menjadi pecinta ulung. Sekarang aku adalah seorang pembenci yang takpercaya lagi tentang cinta.

Kata orang, memaafkan adalah kunci hidup bahagia. Aku percaya. Kali ini berbeda. Memang aku pernah memaafkanmu dengan menerimamu kembali, tapi ternyata luka itu tak cukup sembuh hanya dengan kata maaf. Kecewa-kecewa itu masih ada. Sungguh melekat. Bahkan karena kebencian itu, aku lupa bagaimana cara memaafkan. Semakin aku mencintai seseorang, semakin akan aku membencinya ketika waktunya tiba.

Di saat seperti ini, air mata muncul dengan sendirinya. Sesak di dada mengingat segala nestapa. Pada setiap doa, aku meminta lupa. Hingga akhirnya aku duduk diam takmampu berkata-kata. Kubiarkan mata ini basah. Sambil terbayang seseorang, barangkali secangkir kopi tahu betapa teririsnya hati yang berduka. Selamat tinggal, kamu. Jangan pernah bahagia.


Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?