Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2014

Mata dari tuhan

Awal ku jumpa dirimu Terasa getaran dalam jiwaku Sorot matamu pancarkan pesona Mahakarya Tuhan nan sempurna Ingin ku miliki dirimu Bersenandung bersama melawan hari Nikmati anugerah yang orang sebut itu cinta Hai engkau sang perayu Hasrat tuk memilikimu sudah memanas Tak kuasa ku menahan gejolak dalam dada Jantung berdetak kencang kala kau tersenyum Tak bisa kulepaskan ingatanku dari saramu memandangku Mata yang indah hanya milikmu Adakah kita di hari selanjutnya?

Tersesat

Aku... Terjebak di antara ilalang Kau... Melihatku dari titik remang rembulan Sepi sekali aku rasakan kini Berteman kehilangan Aku mulai melangkah Lelah... Tersesat di dalam gelapnya hatimu

Kota Ukir di Hari Lebaran

Lebaran, hari ini tepat 28 Juli 2014 semua rakyat muslim di Indonesia merayakan hari kemenangan, Idul Fitri. Momen ketika sanak saudara berkumpul, saling meminta maaf, berbagi rejeki dan sebagainya. Sungguh, hari yang dipenuhi dengan senyum dan tawa. Lebaran bagi orang Indonesia selalu identik dengan baju baru. Entah tradisi itu muncul dari kapan, tapi sampai sekarang banyak yang selalu memenuhi hal itu. Setiap menjelang lebaran, toko-toko pakaian selalu ramai dikunjungi. Bahkan tak sedikit toko yang mengumbar diskon besar-besaran. Berbagai kalangan keluarga ikut memeriahkan pesta diskon di toko-toko itu. Tak sedikit yang memboyong berkantung-kantung baju baru untuk dipakai saat lebaran atau diberikan kepada saudara mereka. Lebaran adalah surga bagi anak kecil. Setiap kali datangnya hari istimewa ini, para anak kecil selalu dibelikan baju baru oleh orang tua dan sanak saudara mereka. Selain itu, mereka juga akan diberi “amplop” dari orang dekatnya. Bahkan penghasilan mereka keti

Engkau Deritaku

Engkau laksana surgaku Engkau peretas jiwaku Engkau kaburkan pandangku Engkau yang selalu menghadang jalanku Harus apa aku agar engkau tak lagi terlihat oleh mataku? Tidak bosankah engkau terus mengusikku? Aku takut dengan gelap ini! Getaran ini tak sanggup lagi aku tahan Sayup langkahku tidakkah cukup menggambarkan deritaku? Mengapa engkau begitu keji menyiksaku Telah kigambarkan perasaanku Lewat rintihan semalam Dan engkau tersenyum tak bermakna Lagi, kau tinggalkan aku sendiri Di dalam gelapnya hatimu

Mbah Man dan Dinamika Kampus Sekaran

Deru kendaraan bermotor siang itu meramaikan jalanan desa Banaran, Gunungpati, Semarang. Seorang lelaki berperawakan gemuk dengan rambutnya yang mulai memutih, duduk memandangi jalan yang dipenuhi oleh lalu-lalang mahasiswa. Matanya menerawang mengikuti setiap desing motor yang lewat. Senyum para pengmudi “kuda besi” itu membuat Rohman (53) sedikit terlena. Pasalnya, masa lalulah yang membuat pandangan matanya menerawang lebih jauh. Terlihat sekali bahwa Mbah Man, begitulah ia kerap disapa, mengenang masa lalunya ketika di Desa Banaran belum ditempati Universitas Negeri Semarang (Unnes). “Dulu belum ada listrik. Jalanan belum diaspal. Rumah masih jarang. Sepi sekali”, kata Mbah Man terbawa kenangannya. Pria yang merupakan penduduk asli Desa Banaran itu mengungkapkan bahwa perubahan yang paling menonjol di desa Banaran adalah dalam sektor ekonomi. “Kalau dulu, kita harus turun untuk jualan. Misalnya ke Jatingaleh atau Pasar Johar. Tapi sekarang, semenjak ada Unnes yang dulu masih

I Am The Mask

Idealisme Bermedia

Bersaing... Begitukah yang ada dalam benakku Aku mengusung calon pilihanku Aku harus mendukungnya Aku akan halalkan segala cara demi dia Bahkan jika harus melukai lawan Citra... Satu hal yang harus aku angkat Seperti dewa, dia harus sempurna Agar nanti rakyat takluk padanya Biar suara sepenuhnya jadi miliknya Demokrasi? Dulu aku kenal baik dengannnya Tapi sekarang sepertinya kami akan berpisah Hai Indonesia, Ini wajahku Ini rupa burukku Inilah aku yang akan membelah keutuhanmu Beginilah aku yang kau percayai sebagai pilar demokrasi Masih pantaskah aku?

Surat kepada JRX

Bonsoir Monsieur, Saya adalah seorang fans beratmu. Saya tidak tahu kenapa saya bisa segila ini "mencintaimu". Mungkin karena kebetulan pemikiran kita sering sama. Saya suka gaya berpikir Anda. Berani melawan. Anda ingat ketika Anda konser di Semarang? Saat itu SID konser dengan Saint Loco dan Endank Soekamti. Anda menginap di Dafam Hotel. Anda ingat ada seorang perempuan memakai kaos outSIDer ingin berfoto dengan Anda? Anda ingat ketika dia menjabat tangan Anda dan memperkenalkan diri? "Bli, saya Prima", kata perempuan itu. Anda menjawab, "Hah? Serius nama kamu Prima?" Anda terlihat bahagia. Pun dengan perempuan itu. Lalu dia meminta Anda menandatangani secarik kertas yang dia sodorkan pada Anda. Dengan senang hati, Anda melakukan apa yang dia minta. Tak cukup sampai di situ, si anak tadi meminta untuk merekam Anda. Rekaman itu nantinya akan dia tayangkan di acara di kampusnya, yang kebetulan dia adalah panitianya. Betapa bahagianya dia ketik

Bersama Senja di Masjid Agung Jawa Tengah

Ngabuburit, satu hal yang khas dengan bulan Ramadhan. Saya dan teman-teman kos berencana untuk ngabuburit di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Dan inilah momen-momen singkat kami. Menara MAJT yang menandakan betapa tinggi Dia. Semoga Ramadhan tahun ini berkah. Amin. Saya bersama teman-teman kos, para ukhti green kos. Senja dan kalian Senja terindah. Lengkap diiringi syahdunya bacaan Al Qur'an. Kekokohan cagar budaya yang menjadi daya tarik wisata religi di Jawa Tengah. Ia bercermin. Tetap kokoh dan agung. Monumen Tenang... Narsis dikit. Teman-teman kos. Terhitung sejak tanggal 30 Juni 2014 lalu, kami saling memanggil dengan sebutan Ukhti. Batas suci bung! Tembak!! Tentara Merah Berdiri di tengah kemegahan yang luar biasa. Pasukan merah. Hati-hati, kami ada dimanapun kau berada. Bukan rangers biasa Yeah!!