Deru kendaraan bermotor siang itu
meramaikan jalanan desa Banaran, Gunungpati, Semarang. Seorang lelaki
berperawakan gemuk dengan rambutnya yang mulai memutih, duduk memandangi jalan
yang dipenuhi oleh lalu-lalang mahasiswa. Matanya menerawang mengikuti setiap
desing motor yang lewat.
Senyum para pengmudi “kuda besi”
itu membuat Rohman (53) sedikit terlena. Pasalnya, masa lalulah yang membuat
pandangan matanya menerawang lebih jauh. Terlihat sekali bahwa Mbah Man,
begitulah ia kerap disapa, mengenang masa lalunya ketika di Desa Banaran belum
ditempati Universitas Negeri Semarang (Unnes).
“Dulu belum ada listrik. Jalanan
belum diaspal. Rumah masih jarang. Sepi sekali”, kata Mbah Man terbawa
kenangannya.
Pria yang merupakan penduduk asli
Desa Banaran itu mengungkapkan bahwa perubahan yang paling menonjol di desa
Banaran adalah dalam sektor ekonomi. “Kalau dulu, kita harus turun untuk
jualan. Misalnya ke Jatingaleh atau Pasar Johar. Tapi sekarang, semenjak ada
Unnes yang dulu masih bernama IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan),
para penduduk sudah bisa berjualan di tanah sendiri. Bahkan ada pula pendatang
yang berjualan di sekitar kampus”, begitu kenangnya.
Mbah adalah seorang penjual bakso
dan mie ayam yang sangat terkenal di kalangan mahasiswa. Dari dulu sampai
sekarang banyak mahasiswa yang menggemari bakso dan mie ayam buatan Mbah Man.
Karena itu, perhatian Mbah Man juga tidak terlepas kepada pelanggan, terutama
mahasiswa.
“Mahasiswa dulu dan sekarang
sangat berbeda. Kalau dulu, mahasiswa memasyarakat. Mereka sering berkunjung ke
rumah penduduk. Kehidupan antara warga pribumi dan mahasiswa sangat harmonis.
Berbeda dengan sekarang. Mahasiswa seakan bersikap acuh kepada masyarakat.
Tidak pernah lagi mereka berkunjung ke rumah penduduk. Bahkan hanya untuk
mengobrol saja.”
Satu kenangan indah yang tidak
akan dilupakan olehnya. Mulai dari penduduk yang memadat, taraf ekonomi yang
lebih baik, sampai mahasiswa yang membangkitkan semangat mudanya. Mbah Man,
salah satu saksi hidup akan dinamika yang terjadi di sekitar kampus konservasi
yang sampai sekarang masih setia untuk memasang senyum kepada para mahasiswa.
Comments
Post a Comment