Skip to main content

Semua adalah Rahasia, Tentang Kita

Sayangku, hanya kepadamu aku merindu. Di dermagamu aku berlabuh di antara gelap malam tanpa lentera. Tepi senja terbenam rindu bermuara di matamu. Kutepis pelan rambut yang menghalangiku memandang indah parasmu. Kukecup mesra keningmu. Tenang. Jangan menangis sayang. Aku menjagamu. Terluka.

Ujung sore yang kita nikmati berdua, kau ingat? Bersamamu aku melepas mentari. Cahayanya yang sebentar lagi digantikan ratu malam. Bukan itu cahayaku. Melainkan kamu. Seseorang yang sedang bersamaku, di sampingku, menghabiskan sepotong hari, menikmati indahnya dunia, melakukan segalanya demi cinta. Indahnya masa muda. Akan sempurna bila menua bersama. Sayang, cinta ini kau lunturkan dengan luka. Deritamu parau. Kini senja tak lagi seindah dulu. Jingganya memerah darah bekas gores luka. Semakin merah, semakin ngilu. Bergegaslah, percuma disini. Hanya luka yang akan membuntuti. Kataku pada hati yang kau bawa mati.

Masih terkenang semua tentangmu. Kau, sekali lagi kukatakan kau terindah yang pernah mengisi hari. Kau tersegalanya. Tak pernah sedetik aku melupakanmu. Semua tentangmu melekat indah. Kekal. Kelak akan ada yang cemburu membaca tulisan-tulisan ini. Aku hanya ingin mengabadikanmu. Dalam kisah cinta paling rahasia. Kisah yang tak banyak diketahui orang, manis, berujung derita. Begitulah cinta rahasia. Tak ada pembela. Cinta para pujangga.

Sayangku, satu pintaku padamu, hapuskan ingatanku tentang derita cinta yang kita tulis bersama. Aku adalah pecundang yang tak mampu menangkis luka. Aku adalah orang kerdil yang tak mampu berdiri di atas duri-duri asmara. Aku adalah raja yang mendekrit kau milikku seorang. Aku adalah ksatria yang mati bersimbah darah demi menjadikanmu permaisuri. Aku adalah aku, yang semu mencintaimu. Raih jantungku, rasakan denyutnya, seperti itulah aku menyebut namamu. Dan jantung itu kini telah mati. Kau tikam dengan belati. Aku telah mati dalam rahasia. Hidupku hanyalah sebuah rahasia. Tak lain sebagai kisah pilu pengembara tak berbekal apa-apa. Pada akhirnya ia sirna tanpa nama.

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?