Menunggu senja di kampung
halaman. Melahirkan beberapa kenangan yang dulu sempat tercipta. Hingga kini
kenangan itu merayu-rayu untuk pulang. Meski kenangan itu sudah lalu, ia
berhasil menciptakan kenangan-kenangan baru yang menunggu untuk diceritakan hari
ini.
Bersama kawan kita lahirkan
perbedaan. Bersamanya pula kita nikmati harum sengat matahari. Semua hari-hari
itu berbaur menjadi satu. Di dalam suatu raga yang mulai merapuh dan jiwa yang
berusaha tegar.
Di antara putih pasir pantai kota
ukir, aku, kau dan mereka mampu membuat istana megah dan nyaman ditinggali. Di
dalam istana itu kita hidup. Sampai sekarang masih menapak jelas jejak kaki
kita membekas di antara butiran pasir. Indahnya, ia membentuk suatu ukiran
abadi yang kita sebut persahabatan.
Teruntuk kalian, teman suka duka,
sesekali berkunjunglah kemari. Ke tempat para seniman tidak pernah menginginkan
mahkota. Tempat orang-orang bekerja berpegang tatah dan kayu. Di ujung sana
pula ada yang berdiri menjemput senja dengan perahu sederhananya. Inilah kota
kecil yang akan selalu menjadi primadona sanubariku, Jepara.
Comments
Post a Comment