Skip to main content

Akal Berasa

         Manusia adalah makhluk sempurna ciptaan Tuhan. Apakah status kesempurnaan itu menjadikan alasan bahwa manusia bebas melakukan apa saja demi apapun keinginannya? Apakah itu yang selama ini melatarbelakangi kekejaman manusia kepada alam? Betapa kejam mereka hingga mengorbankan alam yang telah memberinya kehidupan.
      Manusia. Segumpal daging berdarah yang suatu ketika bisa berubah menjadi monster. Namun suatu ketika pula menjadi sosok yang lemah lembut bagai malaikat. Walau bagaimanapun manusia tetaplah manusia. Manusia yang haus akan kekayaan, manusia yang lapar akan derajat, manusia yang pura-pura buta akan lingkungannya. Mungkin karena manusia tercipta dengan dibekali akal, dia bisa merubah apapun yang dia inginkan menjadi nyata. Jika saja manusia tidak punya akal, mungkin alam tidak akan pernah semurka sekarang ini.
        Betapa sempurnanya manusia telah dibekali akal dan rasa. Akal yang terdapat pada otak dan rasa yang ada dalam hati. Akal digunakan untuk berpikir realistis, rasa digunakan untuk membenarkan pikiran yang telah dibuat akal. Manusia harus bangga karena memiliki keduanya. Bangga? Ya, manusia harus bangga. Kenapa tidak? Coba pikirkan (menggunakan akal) jika manusia tidak dibekali akal. Apa yang akan terjadi pada kelangsungan hidup mereka? Akankah mereka bisa bertahan hidup? Atau mereka akan mati seperti dinosaurus dulu? Nah, sekarang coba gunakan rasamu untuk menganalisis kata-kata saya tadi. Setelah manusia mendapatkan akal, apa yang akan mereka lakukan? Langsung bertindak tanpa berpikir ulang? Atau berpikir sambil jalan? Hahaha manusia selalu punya seribu alasan untuk bertindak.

        Kembali ke topik materi, akal dan rasa, bukankah terlalu sedikit jika hanya ada dua hal yang diberikan kepada manusia? Terlalu sedikit ya? Yasudah, minta saja ke Tuhanmu! Mintalah agar sifat manusia dihapuskan dari keserakahan! Mintalah agar manusia kembali bersahabat dengan alam! Mintalah agar manusia tidak buta dengan lingkungan sekitarnya! Mintalah kesempurnaan pada diri manusia! Kesempurnaan dalam berpikir dan bertindak tentu saja. Mudah kan?

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?