Skip to main content

Cukup 1 Hal Saja, Dia

Tuhan, di sepertiga malam terakhir ini aku ingin berbisik. Aku ingin mengadu. Tentang kondisi hati yang begitu tak menentu. Aku mulai lupa pada siapa hati ini tertuju. Cinta yang terkadang terlahir egois. Pikiran melayang tiada arah. Semesta mengundang firasat. Bahasa mana yang harus aku ikuti. Aku ingin bersandar. Tuhan, aku ingin tidur nyenyak. Andaikata Engkau masih menuliskan cerita di diriku dan dia, kuatkan kami. Jagalah hati kami dari para penggoda. Engkau dengan mudah mempertemukan kami, mendekatkan kami, menumbuhkan benih-benih cinta di hati kami. Kenapa Engkau menciptakan semua ini, Tuhan? Cinta yang aku tahu sungguh Engkau larang. Engkau ciptakan sesuatu yang Engkau larang.

Tuhan, kuawali hari dengan berbincang dengan-Mu. Kuungkapkan hatiku yang porak-poranda. Hati berkata cinta. Cinta yang kesekian kali aku terima kembali setelah luka yang tergores. Hati yang selalu memaafkan dan menerima. Meski maaf mungkin belum sepenuhnya ada. Apa dikata aku masih cinta. Tiada peduli luka dan tetangga. Aku mencintainya, Tuhan. Kudengar dia juga demikian. Aku tidak salah dengar. Aku hanya terlalu takut menerima luka yang sama. Derita betapa merananya sakit hati dibuatnya belum sembuh benar. Sering aku memohon pada-Mu agar aku lupa, tapi Engkau tak juga menghapus nestapaku. Padahal sungguh Engkau tahu nestapaku. Aku percaya Kau mendengarku, pun sebelumnya. Aku ingin sembuh, Tuhan.

Setelah luka itu aku terima, aku seperti ingin kembali menjadi aku yang dulu. Aku yang tiada peduli soal hati. Aku yang mencintai dan saling mempercayai. Aku yang kata orang keras tak melihat sekeliling. Aku yang dingin, cuek, masa bodoh. Aku ingin diriku yang dulu. Tanpa peduli hal itu baik atau buruk. Kurasa lebih penting jika aku mampu pergi dari sakit yang bertubi. Apalagi seorang yang menyakiti sekarang kembali. Aku kembali. Malaikat macam apa aku ini, Tuhan? Seseorang rela mati demi cinta yang terbukti menyakiti. Aku lelah, Tuhan. Aku tak punya tempat bertamu selain Engkau. Aku tak mampu bersandar selain pada-Mu. Tuhan, izinkanlah aku melupa. Cukup satu hal yang ingin aku lupa, yaitu derita tentang aku dan dia. Itu saja.


9 April 2017, Minggu dini hari. Terbiasa terbangun. Alunan lagu Dave Koz, streaming bola dan Oreo Coklat Kacang menemani.

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?