Menjelang dini hari pada Senin pertama aku menulis di 2020. Cerita baru telah dimulai. Lembar demi lembar kertas kosong siap tertulisi pena warna-warni. Merah, hitam, kuning, hijau, abu-abu, segala rupa terjadi masih bertudung. Pelan-pelan terbuka, senyuman manja berkaca, tampak sepasang bola mata ingin berbicara. Semesta, izinkan dia menegakkan kepala.
Huruf demi huruf rapi tersusun. Tak lepas dari biasanya, kopi selalu menjadi senyawa yang mustahil dihapus. Masihkah ada kopi tahun ini? Kita lihat, tanpa kopi tak mungkin rasanya penulis berdiri. Kopi lah yang selama ini menemaninya dari pagi ke pagi. Jauh di dalam pekat kopi, ada satu sorot mata yang masih melekat di hati.
Kopi, ada kah hal lain yang membuat penulis jatuh hati? Barangkali kita bisa menyebutnya Senja. Adalah senja-senja lalu dengan tokoh utama yang masih sama. Sebuah nama yang entah kapan mampu dibiarkan pergi dari tertutupnya pintu hati. Satu kesatuan utuh sebagai awal mula pikiran yang terus tersakiti. Luka itu candu, Sayang.
Dunia tertawa melihat seorang anak manusia tumbuh di antara kelam. Duka nestapa siapa yang peduli. Kakinya melangkah goyah. Matanya nanar menatap jalanan tak berlentera. Ia tersesat. Tak mampu kembali dari seseorang yang pernah melukai.
Huruf demi huruf rapi tersusun. Tak lepas dari biasanya, kopi selalu menjadi senyawa yang mustahil dihapus. Masihkah ada kopi tahun ini? Kita lihat, tanpa kopi tak mungkin rasanya penulis berdiri. Kopi lah yang selama ini menemaninya dari pagi ke pagi. Jauh di dalam pekat kopi, ada satu sorot mata yang masih melekat di hati.
Kopi, ada kah hal lain yang membuat penulis jatuh hati? Barangkali kita bisa menyebutnya Senja. Adalah senja-senja lalu dengan tokoh utama yang masih sama. Sebuah nama yang entah kapan mampu dibiarkan pergi dari tertutupnya pintu hati. Satu kesatuan utuh sebagai awal mula pikiran yang terus tersakiti. Luka itu candu, Sayang.
Dunia tertawa melihat seorang anak manusia tumbuh di antara kelam. Duka nestapa siapa yang peduli. Kakinya melangkah goyah. Matanya nanar menatap jalanan tak berlentera. Ia tersesat. Tak mampu kembali dari seseorang yang pernah melukai.
Comments
Post a Comment