Ada saat di mana aku merasa lelah. Waktu-waktu aku berpikir keras tentang apa yang harus dilakukan. Seberapa cepat aku berjalan, tujuan tak juga terlihat. Seberapa hati-hati aku melangkah, cahaya tak datang secercah pun. Aku lelah. Aku hilang. Aku pasrah.
Senja hampir
setia menemani langkah pulang. Sepanjang perjalanan otakku selalu terisi
hal-hal yang entah penting atau tidak. Berbagai isi pikiran muncul seketika,
tanpa kuasa. Seperti ilalang di tepian, ia bergoyang pasrah diterpa angin.
Begitulah aku yang hanya bisa menerima alur dunia tanpa mampu berontak.
Apakah ingin
berubah? Tentu! Bisakah?
Setiap malam
dalam mimpiku tak pernah berhenti sedikit pun mata memandangmu. Banyak orang
mengakui melihat arti lain melalui caraku menatapmu. Benar. Aku mengakuinya.
Begitu teguh rasaku padamu. Sejak saat itu aku rela jatuh ke dalammu. Dalam
dekapmu yang amat rengkuh. Dalam harimu yang sungguh semu. Dalam cerita khayal
seorang pembual.
Comments
Post a Comment