Skip to main content

Kunci



Pagi datang, seorang anak yang biasa bangun siang kini harus membbiasakan diri untuk menikmati keindahan sang fajar. Kebiasaan lama yang sukar sekali untuk diubah. Dimanakah letak perubahan itu? Mungkinkah dia bisa merubahnya?
Manusia, bicara soal manusia ada benarnya bila berkata bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Makhluk yang paling mudah untuk dipermainkan. Bukankah itu terlalu memuakkan untuk seorang manusia yang katanya adalah makhluk paling sempurna? Bagaimana tanggapanmu sebagai seorang manusia?
Kawan, tahukah kamu manusia punya satu tempat yang paling mudah untuk disentuh oleh apapun. Tempat itu begitu lembut. Tempat yang hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menyentuhnya. Semua manusia punya tempat istimewa ini. Tempat itu hanya mempunyai satu pintu. Pintu itulah yang menjaga tempat ini agar terlindung dari kemuakan dunia luar. Pintu ini pulalah yang harus manusia buka untuk masuk ke tempat istimewa itu. Hanya orang-orang tertentu yang bisa membuka pintu dan masuk ke tempat itu. Seharusnya, bila manusia sadar, semua manusia di dunia ini bisa membuka pintu itu. Hanya saja tingkat kesulitan dan ketertutupan setiap manusia berbeda. Itulah yang membuat sikap setiap manusia berbeda.
Pintu. Pintu tidak akan bisa terbuka tanpa adanya kunci. Tentu saja semua hal di dunia ini selalu berhubungan. Tuhan tidak akan menciptakan sesuatu di dunia tanpa alasan. Percayalah!
Kunci, dimana letak kunci itu? Apakah semua manusia punya kunci istimewa itu? Apakah kunci itu terlalu kecil sehingga banyak manusia yang tidak bisa melihatnya? Ataukah kunci itu terlalu besar sehingga keberadaannya sering dianggap mengganggu kelangsungan hidup manusia?
Manusia adalah makhluk Tuhan yang peling sempurna, ingat itu! Segala sesuatu bisa terjadi bila manusia menyadari kesempurnaannya. Semua manusia bisa mendapatkan kunci yang tadi telah tertulis. Sayangnya, tidak semua manusia mudah mendapatkannya. Manusia yang berhasil adalah manusia yang mengalami kegagalan dalam mendapatkan kunci itu. Kenapa? Tentu saja karena dengan adanya kegagalan, manusia akan belajar untuk melihat ke depan. Sebaliknya jika manusia hanya datar melalui hidup. Entah apa yang akan terjadi bila manusia tidak pernah belajar.
Sudahkah kau menyadari bagaimana cara mendapatkan kunci itu? Di dunia ini ada banyak hal yang membuat manusia memanusiakan manusia, begitu pula sebaliknya. Bergantung dari mana manusia melihat sisi-sisi kehidupan.
Ada kalanya manusia bisa melihat kehidupan dengan bijaksana, namun ada kalanya pula manusia tidak dapat menempatkan diri dengan bijaksana. Itulah mengapa manusia merasa sulit mendapatkan kunci istimewa itu. Padahal jika dikaji lebih lanjut, manusia bisa dengan mudah untuk mendapatkan kunci itu asal mereka mampu mengendalikan emosi.
Pintu tidak akan dapat dibuka selama tidak adanya kunci. Begitulah pepatah ini berhubungan pada kehidupan manusia. Setelah manusia mendapatkan kunci, dengan mudah dia akan dapat membuka pintu istimewa itu. Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang ada di dalam tempat berpintu yang katanya istimewa itu.
Tempat yang begitu indah. Tempat yang apapun bisa ditemukan di sini. Tempat yang hanya bisa dijangkau oleh para pemenang sesungguhnya. Siapkah kau menjadi pemenang? Siapkah kau melihat dunia dari sisi yang berbeda? Siapkah kau menyambut kemenangan untuk mendapatkan tempat istimewa itu? Kalau siap, lakukanlah! Jangan menunggu kekalahan menghampirimu. Tidak ada waktu untuk menjadi pecundang. Setiap detik, menit, jam begitu berharga. Jangan pernah lengah sedikitpun karena semua orang bisa merasuki kelengahanmu.
Percayalah, setiap manusia punya jalan masing-masing. Setiap manusia punya kemenangan masing-masing. Tapi, manusia punya sifat mutlak, yaitu tidak pernah puas. Setiap manusia bisa saja mengincar kemenangan orang lain demi kemenangan pribadinya.
Kali ini saya memperbolehkan pebaca untuk percaya atau tidak. Yang jelas manusia akan mendapatkan kemenangannya jika dia menyadari titik kelemahannya. Ucapkan selamat datang pada kemenanganmu dan ucapkan selamat tinggal pada kekalahan. Pecundang adalah dia yang tidak mampu memanfatkan detik-detik kehidupannya. Sebaliknya, pemenang adalah dia yang tertawa di akhir cerita.

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?