Ketika cinta datang tanpa
permisi, ketika satu senyuman dibalas dengan senyuman lain, mendatangkan sebuah
makna. Rindu tiba usai mata terbalas tatapannya. Begitulah hati mulai merasakan
arti kebersamaan.
Hati mulai menginginkan bertemu,
bercerita tentang kehidupan masing-masing, tentang apa yang disukai dan
dibenci, tentang luka dan bahagia. Masa lalu terkadang menjadi topik yang tak
mengenakkan. Ketika bercerita tentang luka yang mungkin masih menganga. Entah
hati bisa menjadi obatnya atau justru akan membuat luka itu semakin terbuka.
Hingga mati menghampiri hatinya.
Sampai malam tiba, bayangan
tentang dirinya semakin jelas muncul di depan mata. Ingin mengusiknya, namun
mata tak sanggup kehilangannya. Hati mulai jujur pada tuannya. Ia merindunya.
Atau cinta.
‘Selamat pagi’, ‘Selamat siang’,
‘Selamat malam’, sapaan setiap ingin memulai. Walau tak tahu apa lagi yang
harus diceritakan, seolah mulut tak mau berhenti bercakap, dan tangan tak henti
mengetik pesan untuknya. Mulailah saling berkirim kabar.
Sudah makan, keadaan di kelas,
dosen atau guru yang membosankan, teman-teman kelas yang usil, semua menjadi
hal tidak penting yang berarti. Mulailah saling tahu dan mencoba membaca hati
masing-masing. Apakah ada rasa yang sama? Sudahkah benih itu tumbuh? Lalu kapan
waktu yang tepat untuk mengungkapkan? Adakah?
Waktu, satu hal yang menyimpan
banyak rahasia. Satu yang tahu jawaban segala pertanyaan. Benar, biar waktu
yang menjawab. Biarkan hati ini bertanya-tanya.
Waktu berlalu. Ada dua hati yang
sering menghabisakan waktu bersama. Mereka tertawa bersama. Ketika salah satu
dari mereka menangis, hati lain akan menghapus air matanya. Ketika hati satu
terluka, hati lain akan mengobatinya. Sudahkah mereka jatuh cinta?
Warna-warni terlihat indah
menaungi dua hati itu. Seolah dunia hanya milik mereka, dua hati yang dilanda
rindu. Hati yang tak ingin kehilangan satu momen kebersamaan. Dua hati yang
mulai jatuh cinta. Dua hati yang menunggu waktu untuk saling mengungkapkan.
Tak selamanya menunggu itu
menyenangkan. Ujian dan jawaban dari kedua hati yang saling menunggu.
Cinta memang butuh kepastian.
Siapa pula yang ingin menjadi korban ketidakpastian sebuah hubungan. Walau
sebenarnya makna cinta tidak sesempit itu. Cinta lebih luas dan lebih agung
dari sekadar hubungan dua hati. Cinta adalah aksara agung.
Ada hati yang menunggu cintanya
datang. Hati lain lagi menunggu ada cinta yang terungkapkan kepadanya. Apakah
mereka akan dipertemukan? Mungkinkah menunggu menjadi pilihan? Ya, pilihan yang
menyakitkan.
Comments
Post a Comment