Skip to main content

Semester Dua Digit

Tidak ada yang abadi. Kupikir itu salah. Setiap kenangan dapat diabadikan dengan berbagai cara. Walaupun di waktu tua nanti kita sudah tak bisa mengingat tentang apa itu, akan ada saatnya foto berbicara. Salah satu cara membingkai kenangan adalah dengan foto. Abadi.

Satu foto bisa menyimpan banyak memori. Tawa, canda, tangis, haru, semuanya.

Semester Dua Digit. Judul itu sudah lama terngiang di kepalaku. Apakah aku menunggu judul itu tertulis di salah satu file laptopku? Kok rasanya aku menantikan tingkat semester tua itu.

Angkatan 2010, semester 10, semoga kami bisa lulus tahun 2015 ini di bulan 10. Aamiin.

Entah sudah berapa banyak cerita yang menunggu diceritakan kelak. Halaman blog ini terlalu lemah untuk menampung gema ceritanya. Selalu, ada yang terbaik di antara segala hal. Tidak pasti yang terbaik hanya satu, tapi bisa lebih dari satu. Jika semua hal bisa menjadi yang terbaik, kenapa tidak?

Ini cerita kami. Selamat menikmati kebersamaan kami. Kebersamaan sekelompok mahasiswa kurang kerjaan yang berusaha menggapai gelar S.Pd. Salam Semester Dua Digit! 

"My 21"

Coba-coba toga. Udah cocok belum? Udah siap belum?

Ini ceritanya lagi bikin media si Rizal. Karena terlalu sering bermain di depan mata kamera, angkatan kami dijuluki 'Angkatan Artis'.

Saya dan tim penguji di hari eksekusi. Dari kiri: Pak Zaim, saya, Pak Dar, Bu Vivi dan Bu Titin.

Tim sukses! Dari kiri: Olip, Citra, Dita, saya, Nira, Iin, Septi dan Indaka.

Saya dan para lelaki. Kuran Pandu nih. Nih urut dari kiri ya: Tanto, saya dan Rizal. Mana yang paling ganteng?

Melampiaskan segala sesuatu dengan menghamburkan sedikit uang. Katanya, kesenangan gak bisa dinilai dengan uang. Yang penting adalah kebersamaan.

Groufie duyu...!

Untuk pertama kalinya saya melihat si Tanto bisa erekspresi.

Ngaburburit sembari nemenin ibu Dining beli kue buat sidang skripsi.

Menunggu Dining eksekusi.

Ciye ciye Indaka Rizal!

Apalah.

Ciye Dining lagi eksekusi. Semangat ibu!

Belakang B4. Dari sini aku bisa melihat pepohonan dengan dedaunannya, lapangan basket dan aedikit bagian dari gedung penuh kenangan, gedung B6.

Jendela usang di gedung kami.

"Raisa (Katanya)"

Lagi, foto bareng para lelaki.

"Iin"

Aku suka foto ini.

Ini namanya Debby. Asal Jepara. Kayaknya sih jomblo.

Numpang narsis di bawah pohon mangga yang dulu sering kami ambil buahnya.

Ini di belakang gedung B6. Tepatnya di mural Mas Hokage.

Coba tebak ini dimana?

Berasa di puncak ya?

"Yossi"

Kita lagi buber tante!

Ekspresinya ngena banget!

Mari makan!

Orang paling alay nih. Indaka.

Raisa lagi maem cantik.

"Nira"

"Debby"

"Henny"

Abaikan muka!

"Para Wanita"

Ciye...

HP aja kembar tiga. Kurang sehati apa coba?

Beberapa foto, beberapa kenangan. Semua cerita kita menunggu untuk kita ceritakan kepada masa depan.

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?