Ketika melupakan masa lalu tak semudah bercandamu tentang kita. Lelah sudah perjalanan ini tercipta. Demi beranjak dari luka, kulakukan segalanya. Apapun kusemogakan asal kau bisa kulupa. Mencoba hal-hal baru agar tak mengusik ceritamu. Pantai, gunung, jalanan, semua membantuku. Tidak dengan seseorang. Tidakkah alam punya cara sendiri untuk membantuku melupakan? Tidak dengan cerita seseorang yang hari demi hari hadir mengisi malam. Semesta masih menjebakku dalam buaian masa tentangmu. Bahkan, untuk menjalin kisah baru pun sulit sekali rasanya. Bukan tak bisa pindah. Ada yang merasa lelah dan takut kecewa untuk kesekian kalinya.
Senja kali ini aku habiskan di kota kelahiran, Jepara. Jingganya menenangkan. Pesonanya mengalahkan segalanya. Karenanya aku mencoba lahir kembali. Aku yang baru. Aku yang tanpamu. Aku yang membencimu. Lupakan itu. Rasa itu biar aku yang tanggung. Kau tak perlu memikirkan. Senja masih setia menungguku pulang. Ia sedia mendengar keluh. Tak ragu kadang peluh ikut luluh. Mendengar cerita tentang dua orang yang katanya saling cinta. Ngelu saat ia tahu hanya satu di antaranya yang bertahan. Sepasang rasa yang tak akan pernah abadi. Sebuah ikatan semu yang berujung perih. Suatu hari nanti, waktu melupakan akan tiba. Entah kapan, mungkin saat rambut mulai memutih. Mungkin.
Untuk seseorang yang tak ingin aku ketahui keadaannya, kau tahu beberapa tulisan disini berbuah darimu. Kau sempat mengisi ruang otakku. Tak ada yang lebih istimewa dari itu, saat itu. Kau pernah menjadi sebab antara karenaku. Senyummu, tawamu, tangismu, ceritamu, semua masih membekas. Tak ada yang mampu menghapus. Aku belum bisa melupakanmu. Bagaimana mungkin. Segalanya kumulai denganmu. Aku tak berharap setelah mungkin kau membaca ini kau akan kembali. Sungguh aku tak menginginkan itu. Hancur aku bila melihatmu lagi. Luka-luka akan menyeruak lalu membunuhku. Akan lebih baik jika kita tak dipertemukan lagi, bagaimanapun. Biarkan saja cerita ini mengalir. Aku akan melangkah mengikuti alurku. Kelak jika kita terlahir kembali, jangan pernah terulang kisah ini. Kita harus lahir sebagai orang yang tak akan mengenal.
Comments
Post a Comment