Mencintai seseorang memang menyenangkan. Tiada rindu yang tak pernah bersarang setiap malamnya. Jantung berdebar setiap melihat sosok dirinya. Lalu mata ini seolah hanya terpaku padanya. Saat itu dunia benar-benar beku. Otak tak berjalan dengan semestinya. Waktu berhenti. Hanya ada aku dan dia.
Senyumnya membuat hati berbunga. Matanya cukup menjadikan segalaku luruh tiba-tiba. Hanya mendengar suaranya, aku ingin melihat cermin, memastikan penampilanku luar biasa. Tapi ketika bertemu dia, cuek melanda. Sungguh, endapan sesak di dada yang istimewa.
Kepada malam aku pernah bercerita tentangnya. Di antara semilir angin, rerumputan, beberapa bakau, laut, dan senja. Tiada yang lebih rapat menyimpan rahasia dibanding mereka. Tak hengkang air mata ikut andil bersama. Air mata penyesalan mengapa cinta ini terlalu kuat melekat. Bahkan untuk menghapusnya, aku harus melukai diri sendiri. Secara rahasia.
Comments
Post a Comment