Skip to main content

Sajak sebelum Pergi

Pernah pada malam itu ponselku berdering. Ada satu pesan masuk. Sebuah pertemuan baru akan terjadi pikirku. Bagaimana aku harus bertahan dengan segala bentuk perpisahan disini menjadi tanda tanya besar. Seperti apa langkah selanjutnya agar yang berpindah dapat menetap menjadi hal matang yang harus dipikirkan. Apakah semudah itu menjadikan pertemuan dan perpisahan sebagai drama?

Beberapa kali pertemuan diiringi dengan kenyamanan yang tumbuh di dalamnya. Rasa yang menjadikan segalanya. Saling mengisi, melengkapi, memperhatikan, memiliki, semula acuh kini berpengaruh. Seperti cermin, mereka adalah sama. Seolah dendam, ia tak ingin terbungkam. Kemudian perpisahan itu menjadikannya diri yang ingin terbang. Tanpa haluan.

Beberapa kenangan diciptakan untuk abadi. Sisanya dibiarkan pergi. Memandang senyum-senyum itu aku merasa abadi. Di sisi lain tak dipungkiri, seseorang juga harus pergi. Bukan meninggalkan, hanya merasakan kebahagiaan dari sisi lain. Jika angin mampu membawa pesan, akan kutinggalkan seluruh ingatan waktu itu bersamanya hingga aku lupa. Lupa siapa kalian, lupa bagaimana kita dulu, dan lupa bagaimana cara merindu. Ketakutan sangat dalam disini. Ia telah menanam jangkar pada terumbu masa.

Pada bayangan hitam yang sedari tadi datang aku berpesan. Jika ia bertemu seseorang yang ada di kenanganku, sampaikan banyak terima kasih pada mereka. Tanpa mereka, anak ini tak akan bisa apa-apa. Tanpa uluran tangan mereka, anak ini hanya akan menjadi pilu. Demi senyum mereka pula anak ini mampu melangkah dan berdiri sejauh ini. Dan tanpa doa mereka, anak ini tak akan mampu mendekatkan diri dengan Tuhan-nya, lebih dekat dari ini. Di akhir waktu biarkan aku menuai waktu agar abu yang nanti kita sebar akan menanam keabadian cerita dunia. Semesta tahu, kita ada. Dan akan selalu ada.

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?