Skip to main content

Cerita Cinta dan Luka

Terjaga di dini hari adalah hal yang kubenci. Semua memori menyeruak di ujung kepala. Dia, dia, dia. Semua tak luput tentang dia. Dia yang sungguh mampu menjadi segalanya. Dia yang kini kuanggap berubah. Memang dasar rasa, seketika berubah tanpa pertanda.

Ponsel sudah kuatur agar non aktif di jam dua pagi buta. Sebaliknya mata ini tiba-tiba terbuka dan terjaga. Kubuka beberapa media sosial yang kupunya. Kutahan menelisik luka lama. Kebetulan beberapa hari terakhir aku tahu kudiblokir olehnya. Ada dendam dan benci melanda. Lalu, bagaimana bisa aku tetap mencintainya? Bukankah ia sungguh tidak layak? Bagaimana mungkin mencintai seseorang yang telah membuat luka? Bahkan hingga kini luka itu belum sembuh adanya. Sekarang, ia kembali menjadi rumah tempat aku berpulang setelah menempuh segala lelah.

Sebuah percakapan aku dan Tuhan menjelma menjadi rintihan doa. Doa yang kemarin kuucap di setiap akhir salam kedua.

"Tuhan, ingatkah Engkau padaku? Seorang hambamu yang sedang jatuh kepada kata cinta. Anak kecil yang pernah terbutakan oleh cinta. Sayang terlalu dalam itu berbuah nestapa akibat kecewa. Masih ingatkah Engkau padaku, Tuhan?

Dulu, beberapa tahun silam, kau pertemukan aku pada seseorang. Awalnya biasa saja. Sungguh aku tak punya rasa. Peduli pun aku enggan.

Semakin hari obrolan kami semakin menjadi. Ia ceritakan semua tentangnya. Hidupnya, keluarganya, asmaranya, teman-temannya, semuanya. Aku menanggapinya. Tak baik jika kuabaikan begitu saja, pikirku. Menambah teman, apa salahnya?

Benar, semua berawal dari teman. Kami duduk berdua menikmati senja. Menjelang puasa. Ia ungkapkan semuanya. Aku bilang tak apa. Mari bersama.

Tuhan, betapa besar Engkau menguasai hati para manusia. Cinta yang Kau tanam, luka yang Kau tuaikan. Apa maksud dari segala luka ini, Tuhan? Bahkan di setiap air mata, Kau buat aku selalu tak bergeming di hadapannya. Hingga di detik ini aku masih ingin menggenggam erat tangannya. Apakah ini yang dimaksud pendewasaan? Lantas harus sampai kapan?

Tuhan, aku baik-baik saja dengan cinta, tapi aku sungguh tak pernah bisa berdamai dengan luka. Mencintai yang pernah melukai. Tak jarang kuluapkan amarah dengan mengungkit masa silam. Setelah itu aku menyesal. Aku tak ingin membuatnya berderai air mata. Bahkan aku benci diriku yang telah melontarkan kata-kata tak pantas kepadanya.

Andai aku punya kuasa, aku mau menghapus segala kecewa. Biar kujalani baiknya saja. Sekali lagi, aku tak ingin membuatnya merasakan apa yang kurasa. Bantu aku mengubur duka dan nestapa itu, Tuhan. Selanjutnya, tentang dia, dewasakanlah kami agar cinta kami abadi dalam bersatunya raga kami. Bantu kami menjaganya."

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?