Cinta itu sederhana. Aku pernah mencintai seseorang dengan begitu tulus sampai akhirnya perasaan itu hangus. Kenangan demi kenangan masih terrekam. Ia yang selalu bilang "lihatnya biasa aja" tiap kali aku memandangnya. Bagaimana bisa biasa saja ketika aku sadar kamu tidak biasa bagiku?
Rasa ingin bicara menghapusnya dari memori. Lalu membersihkan namanya dari pahatan nadi. Kubur dalam-dalam bersama air mata yang belum berhenti. Berbalik dengan rasa yang lain. Jauh di lubuk terdalam, ia begitu kuat mengakari hati. Layaknya gemerlap bintang, indah ia mengisi. Tak jarang pula ia hadir di alam mimpi.
Perasaan itu sungguh luar biasa kepadanya. Barangkali dapat kuukur, ia adalah perjalanan terjauh yang pernah aku punya. Ke mana kaki melangkah, ia tempat pulang teristimewa. Di hadapannya aku menjadi buta. Semua rasa sakit hilang seketika. Meski luka itulah yang membuatnya begitu mulia.
Rasa ingin bicara menghapusnya dari memori. Lalu membersihkan namanya dari pahatan nadi. Kubur dalam-dalam bersama air mata yang belum berhenti. Berbalik dengan rasa yang lain. Jauh di lubuk terdalam, ia begitu kuat mengakari hati. Layaknya gemerlap bintang, indah ia mengisi. Tak jarang pula ia hadir di alam mimpi.
Perasaan itu sungguh luar biasa kepadanya. Barangkali dapat kuukur, ia adalah perjalanan terjauh yang pernah aku punya. Ke mana kaki melangkah, ia tempat pulang teristimewa. Di hadapannya aku menjadi buta. Semua rasa sakit hilang seketika. Meski luka itulah yang membuatnya begitu mulia.
sedih...
ReplyDelete