Skip to main content

Lembar-Lembar Rasa

Mencintai seseorang begitulah menyenangkan. Bagaimana tidak? Dengan memandangnya dari kejauhan, bergetar rasa di dada. Semakin besar irama detak jantung seiring dengan waktu mendekatnya dia. Senyumnya membuat kaki melemas. Hanya matanya yang mampu menimbulkan efek bius setara dengan tinggi langit ketujuh. Sesederhana itu. Ya, aku mecintainya dengan sederhana, dengan caraku.

Lembaran-lembaran hari tertulis sempurna. Ada cerita di mana aku dengannya mengendarai motor berdua, berboncengan memamerkan kepada seluruh isi jalanan bahwa kami sedang bahagia. Sesekali tangannya kuat mengait jemariku. Di saat sama, kami juga bernyanyi lagu-lagu ceria tentang cinta. Aku ingin dunia tahu kami sedang jatuh cinta, sedang sayang-sayangnya.

Bahagia bukan berarti tiada perselisihan. Beberapa kali kami beradu pendapat. Entah tentang aku yang gila kerja, ia yang menungguku makan, atau tempat mana yang dikunjungi ketika malam minggu. Lucu.

Adapun pertengkaran hebat melibatkan batin. Muncul manusia-manusia pengganggu. Barangkali terlalu kasar disebut pengganggu jika aku hanya membenarkan cemburu. Berkali-kali ia meyakinkanku bahwa tiada yang istimewa dari perkenalan itu. Terkadang saling menggenggam tangan, diam, dan memandang adalah cara ampuh menenangkan amarah.

Dari matanya aku melihat ketulusan, meski pancaran mataku mengisyaratkan ketakutan. Takut kehilangan. Tangan yang digenggam, hati yang tercengkeram. Sebuah aliran magis mengaliri tubuh. Hormon kebahagiaan meletup kencang. Tubuhku menggila atas sensasinya. Perlahan kami tersenyum bersamaan, masih dalam diam. Dalam peluk kami berikrar, cinta kami adalah yang paling benar.


Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?