Skip to main content

Seuntai Harap Menjelang September

Aku mencintaimu tanpa sebab. Memelukmu setiap malam diiringi doa munajat. Segala bentuk berkas cahaya mewakili berbagai rasa. Kagum, rindu, entah tampak berliku. Senyum Nampak tercipta setiap aku melihat dirimu. Jengkal demi jengkal indahmu barangkali boleh kuanggap mutiara. Hanya aku yang pantas memilikinya.

Malam ini sengaja kuliburkan mata. Enggan menodai senja dari makhluk luar biasa sepertimu. Kau adalah kau. Tak kubiarkan pula senja mengganggu tempat duduk kita. Senja adalah senja. Kau dan senja tak boleh bersama. Aku tak sekuat itu. Aku terlalu kacau di hadapan kalian, Sayang.

Larut petang kumanjakan telinga dengan asupan karya-karya Dave Kov. Raguku mengaku kau tak paham kegemaranku. Alunan melodi apa yang masuk akrab di telinga. Kecap masakan apa yang bersedia hinggap di lidah. Warna langit apa yang mampu menarik mata tanpa enggan berkedip. Tak apa. Kau punya dunia.

Di dalam duniamu ada aku yang fana. Langit bumiku mengatasnamakan kau.

Jauh pada senyum simpulmu, berbagai pandangan datang mendekat dan memuji. Lengkung bibirku cukup terwujud kala memandangmu di kejauhan.

Bundar bola matamu membius semesta, mengakui sinar lembutnya. Mataku terlalu pengecut untuk sekadar menatapnya.

Pertiwi bergetar mendengar suaramu. Entah hatiku hancur berapa juta keeping hingga menyusut terbuang dan tersingkir di lubang hitam. Semesta sungguh indah saat lembayung senja mewarnai langit berkanvas sisa-sisa energiku yang hancur. Bukti kenang katanya.

Ah, kau adalah pusat semesta bagi aku yang secuil debu di kaki gunung. Adakah angin yang bersedia mengantarku menuju singgasanamu? Tiadakah tangga di sini? Ingin kudaki apapun yang menjadi aral. Asal kau berada di genggamku.

Tunggulah di sana. Jaga tempatku.



Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?