Skip to main content

Posts

Tak Tahu

Kata orang ini cinta Kata orang ini rindu Kata orang aku kasmaran Mungkin... Apa yang terjadi bila logika tak ada? Masihkah hati butuh logika? Apakah rasa bisa berhitung? Tidak! Saat ini naluri yang bicara Sengaja berjalan tanpa lentera agar tersesat

Atas Dirimu

Ada apa denganmu? Mengapa engkau begitu jauh? Apa gerangan salah diriku? Saat kedua bola mata itu menari Ada bagian diriku bergetar Saat jemarimu tergelincir satu persatu di sela-sela jemariku Ada bagian diriku membatu Cukup! Terima kasih pada dirimu yang pernah menjadi diriku Atas megah cumbu masa lalu Bibir lembutmu tak kan mengelupas Hingga telunjuk malaikat mengarah padamu Aku Masih berjalan berlentera kematian

Semester Dua Digit

Tidak ada yang abadi. Kupikir itu salah. Setiap kenangan dapat diabadikan dengan berbagai cara. Walaupun di waktu tua nanti kita sudah tak bisa mengingat tentang apa itu, akan ada saatnya foto berbicara. Salah satu cara membingkai kenangan adalah dengan foto. Abadi. Satu foto bisa menyimpan banyak memori. Tawa, canda, tangis, haru, semuanya. Semester Dua Digit. Judul itu sudah lama terngiang di kepalaku. Apakah aku menunggu judul itu tertulis di salah satu file laptopku? Kok rasanya aku menantikan tingkat semester tua itu. Angkatan 2010, semester 10, semoga kami bisa lulus tahun 2015 ini di bulan 10. Aamiin. Entah sudah berapa banyak cerita yang menunggu diceritakan kelak. Halaman blog ini terlalu lemah untuk menampung gema ceritanya. Selalu, ada yang terbaik di antara segala hal. Tidak pasti yang terbaik hanya satu, tapi bisa lebih dari satu. Jika semua hal bisa menjadi yang terbaik, kenapa tidak? Ini cerita kami. Selamat menikmati kebersamaan kami. Kebersamaan se...

Tanpa Tanda

Pernah aku katakan ‘aku mencintaimu’ di kala malam masih menggantungi atap dunia. Saat itu taburan kembang api menjelma warna-warni mengalahkan bintang. Kemerlapnya indah, seperti perasaanku yang sebentar lagi meledak. Bahkan bintang-bintang di langit itu terlihat lebih kecil daripada biasanya. Apa karena kembang api yang begitu dekat dengan kita? Atau karena mataku mulai buta oleh perasaan yang semakin tak menentu? Malam tahun baru 2015 itu kuhabiskan dengannya. Sengaja kupilih tempat di atas bukit agar ia dan aku bisa melihat keheningan gemerlap kembang api. Di sinilah aku juga ingin mengatakan sesuatu padanya. Perasaan yang sudah lama mengendap dalam lubuh hati. Sakit yang tak tertahankan. Waktu menunjukkan pukul 23.30. Lama sekali rasanya. Hal apa lagi yang harus kukatakan untuk membuka percakapan dengannya? Saat ini aku benar-benar tak mampu lagi berkata-kata. Sejenak, sambil menikmati sepoi angin, kupandang pekat wajahnya. Rambutnya indah tersapu angin. Matanya sedik...

Name

Rahasia Rasa

Aku menuliskanmu ke dalam bahasa kalbu Bahasa yang tak sesederhana aku mencintaimu Kekuatan cinta lebih agung dari itu Aku mengenangmu dalam balutan warna jingga Pada pelupuk mata tak tampak keraguan Meski berujung luka perpisahan Aku merelakanmu bagai embun Lepas begitu saja tanpa menyapa matahari Tak peduli bening cinta kepadanya Aku, sebuah rahasia rasa Terendap jauh di lubuk jiwa Hanya dengan luka aku bercengkerama