Terkadang aku merasakan perjalanan kisah cinta
yang memilukan. Entah dari mana asal muaranya. Setiap kali kumemandang dirinya,
ada getaran jauh di dalam dada. Sorot matanya yang malu-malu manja, ditambah
senyum simpulnya yang selalu menggoda, membuatnya tampak sempurna.
Diam-diam aku memperhatikannya. Kucuri-curi
pandang agar tetap bisa melihatnya. Aku duduk dimanapun agar aku bisa
mengamatinya tanpa sepengetahuannya. Tidak hanya itu, diam-diam pula aku
membuka profil facebook dan twitternya setiap hari demi tahu kabar darinya.
Aku terlalu takut untuk mengungkapkan sayang.
Sampai sekarang aku tak punya nomor teleponnya. Bahkan, facebook dan twitternya
yang aku buka setiap hari itu tidak berteman dengan akunku.
Sepertinya aku adalah orang paling pengecut di
dunia ini. Menyampaikan perasaan suka pun tak mampu.
Baru berapa lama aku dan dia saling kenal. Ya,
kami saling kenal, hanya tak pernah saling menyapa. Jika aku tidak salah arti,
kurasa dia ingin menyapaku tapi aku terlalu dingin untuk menanggapinya. Memang,
aku tidak bisa berekspresi seperti biasa terhadap orang yang baru kenal, tapi
akankah sikap itu harus berlanjut sampai sekarang? Aku tak yakin dengan diriku
sendiri.
Liburan kali ini memisahkan kami. Sementara.
Sampai waktu akan mempertemukan kami lagi. Aku percaya, beberapa hari lagi kami
akan bertemu. Suasana lebaran ini akan aku manfaatkan untuk berbincang sebentar
dengannya. Semoga.
Tak sabar aku menunggu hari itu. Facebook dan
twitternya sudah menjadi history
wajib di ponsel dan laptopku. Beruntung, aku memberikan password pada aplikasi internet dan sosial media di androidku, jadi
tidak akan ada orang yang tahu aksi stalking-ku
ini. Sekali lagi, mungkin aku terlalu malu untuk mengaku pada dunia bahwa aku
telah jatuh cinta.
Comments
Post a Comment