Beberapa kali aku mengingatmu. Tak ingin memang, tapi mau bagaimana lagi. Memori itu datang begitu saja. Tanpa aba-aba.
Kenangan bersamamu tak sebegitu banyak. Sedikit tapi seolah kita sudah lama bersama. Hal-hal kecil yang membuat tawa kita lepas menorehkan tempat tersendiri di sudut hatiku. Beberapa kejadian yang mampu menjatuhkan air mata terukir manis di dinding nadi. Kau punya tempat di sini.
Senja kali ini senyummu indah ikut merasuki mentari. Meski sebentar lagi pergi, ia tetap abadi menunggu kusinggahi. Berhias jingga, ia menjadi candu. Bersama secangkir kopi, aku nikmati kehadiranmu, kasih.
Waktu tak menggariskan pertemuan kita berlama-lama. Mungkin ia iri melihat kebersamaan kita. Siapa tak mau? Kita yang selalu berdua tak peduli kapan, dimana, dan bagaimana. Bahkan bintang terbesar di tata surya enggan menyaksikannya hingga senja sebagai pertanda ia ke singgasana.
Ketahuilah, ada seseorang yang begitu merindukanmu. Ia ingin mengulang segalanya bersamamu. Ya, hanya mengulang. Tidakkah itu mudah? Jika tak bisa, cukuplah kuabadikan cerita kita lewat serangkaian kata. Raihlah doaku dari atas sana. Urungkan murammu, berbahagialah.
Comments
Post a Comment