Skip to main content

Merayakan Luka

Masih sama seperti malam-malam biasanya, terbangun dan terjaga di jam ini adalah candu. Di sela tidur damaiku, aku harus berperang melawan semua sesak masa lalu. Tanpa aba-aba mereka datang begitu saja. Seketika damaiku musnah.

Aku ingin tenang, sungguh. Akan sulit sepertinya jika begini adanya. Terus hidup dalam luka yang tak kutahu kapan sembuhnya. Seketika air mata mengalir membasuh sesak di dada. Duka masih tertawa di atas segalanya. Bahkan senyuman ini nampak palsu di depan nestapa.

Ketika kau mencintai seseorang, kau akan menanggung risiko kebencian. Begitu kutipan salah satu tokoh anime kesukaan. Kurasa itu benar. Dalam mencintai sering kita dihadapkan dengan rasa benci. Membenci kita yang semakin menjauhi logika, membenci dunia yang selalu menyembunyikan tanda tanya tentangnya, hingga membenci orang tercinta. Percayakah?

Aku pernah mencintai seseorang. Ya, pernah. Sering dia bilang cintanya begitu tulus padaku. Saat itu. Begitu berwarna dunia, senjaku tak hanya indah di depan mata. Malamku tak berbintang, cukup dengan cahaya di matanya. Pelangiku tak lagi berwarna, cukup senyum simpul melengkung di bibirnya. Betapa indah dunia cinta. Aku dan dia bersama. Saat waktunya tiba, luka menjadi buah ranum yang siap dipetik setelah romansa.

Sial. Hampir setiap hari air mata tumpah sia-sia. Menangisi luka sama halnya dengan membunuh asa. Berdukalah jika memang perlu, asal ingat waktu, kataku pada kaca. Sungguh semesta bahagia melihat seorang anak manusia yang sedang tergila-gila dengan cinta tiba-tiba jatuh di tengah asmaranya dengan kecewa. Alam tertawa. Aku, tak usah ditanya.

Berapa lama luka itu bersemayam, sungguh ku tak bisa jabarkan. Berapa kali kusampaikan keinginan sembuh, sekali lagi ia datang. Kembali dengan senyuman, membuka nestapa yang sempat tenggelam. Ternyata ia masih ada. Menganga sempurna, menunggu diterkam di waktu berikutnya. Luka ini masih basah, biarlah kuhadapi dengan pasrah.

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?