Mencintai seseorang begitulah menyenangkan. Bagaimana tidak? Dengan memandangnya dari kejauhan, bergetar rasa di dada. Semakin besar irama detak jantung seiring dengan waktu mendekatnya dia. Senyumnya membuat kaki melemas. Hanya matanya yang mampu menimbulkan efek bius setara dengan tinggi langit ketujuh. Sesederhana itu. Ya, aku mecintainya dengan sederhana, dengan caraku. Lembaran-lembaran hari tertulis sempurna. Ada cerita di mana aku dengannya mengendarai motor berdua, berboncengan memamerkan kepada seluruh isi jalanan bahwa kami sedang bahagia. Sesekali tangannya kuat mengait jemariku. Di saat sama, kami juga bernyanyi lagu-lagu ceria tentang cinta. Aku ingin dunia tahu kami sedang jatuh cinta, sedang sayang-sayangnya. Bahagia bukan berarti tiada perselisihan. Beberapa kali kami beradu pendapat. Entah tentang aku yang gila kerja, ia yang menungguku makan, atau tempat mana yang dikunjungi ketika malam minggu. Lucu. Adapun pertengkaran hebat melibatkan batin. Muncul manusia-ma...