Hidup memang menyimpan banyak
makna terpendam. Terkadang ada yang memang tak harus diungkapkan. Namun
beberapa makna memang layak untuk diteriakkan, karena tak ada seorangpun yang
bisa mendengarnya.
Ketika cinta hanya terungkapkan
di dalam hati seseorang. Ia diam demi perasaannya. Ia tak mampu mengungkapkan
rasa cintanya. Ia terbelenggu dalam diam.
Sakit. Sakit adalah ketika
harapan tak sesuai dengan kenyataan. Harapan untuk memiliki seringkali
berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa ia harus merelakan orang yang ia
cintai dengan orang lain yang bukan dirinya. Terlalu sakit untuk dikenang dan
dikatakan.
Menyesakkan ketika ia menyimpan
perasaannya di dalam hatinya. Seolah ia mengubur rasa itu. Tak ada orang tahu
kecuali dirinya. Entah sampai kapan ia akan tetap memilih diam. Mungkinkah
sampai waktu habis di penghabisannya? Ya, mungkin itu hanyalah sebuah sensasi
menyegarkan otak, berupa cinta dalam hati.
Perasaan apa lagi yang disimpan
oleh seorang macam itu? Tentu masih ada banyak jeritan yang ingin ia teriakkan.
Tapi ia tak mampu melakukannya. Yang ia lakukan hanya diam di dalam jeritannya.
Ia tetap memilih untuk diam.
Pernahkah kau menjumpai seseorang
seperti itu? Atau ada salah satu temanmu yang seperti itu? Bersyukurlah kau
punya teman seperti dia. Sesungguhnya ia bisa menjadi teman yang baik, dan
sahabat yang gila.
Seorang pendiam seperti itu dapat
dijadikan teman berbagi. Mulai dari berbagi cerita, berbagi rasa, dan tentu
saja berbagi kenangan.
Sekilas ia terlihat dingin dan
cuek. Tunggu, jangan melihatnya dari luar. Lihat tingkah lakunya ketika bersama
orang-orang di sekitarnya. Perhatikan gerak-geriknya, pandangan matanya dan
senyum di bibirnya. Tidakkah mengisyaratkan kesetiaan yang dalam? Percayalah.
Tidak banyak orang mampu
mengenalnya. Tidak banyak orang tahu tentangnya. Yang orang tahu adalah bahwa
ia orang cuek, tak peduli lingkungan, dingin, dan entah apa lagi.
Jika kau berteman dengan orang
seperti itu, jagalah mereka. Jaga mereka baik-baik. Jangan sampai kau
kehilangan dia. Pertahankan dia.
Ia memang tak banyak bicara.
Karena jika mendengar saja sudah cukup, kenapa harus dipaksa bicara? Pikirnya.
Walaupun ia diam, ia adalah teman
yang menyenangkan. Ia sahabat yang bisa membuatmu kehilangan akal. Ia akan
mengajakmu berbuat hal gila. Tanpa sepengetahuanmu, ia telah menjebak hatimu ke
dalam dunianya. Pun dengannya, ia telah memasuki relung kehidupanmu dan
menjadikannya lebih berwarna. Tentu warna itu tak lepas dari beberapa
kesalahpahaman di antara kalian. Benar kan?
Ingat, diam bukan berarti tidak
peduli. Terkadang seseorang yang diam di depan kita adalah orang yang paling
peduli terhadap kita. Hanya saja ia tak tahu bagaimana mengungkapkan kepedulian
itu. Dan ia memilih untuk diam. Ia tenggelam oleh teman-teman di sekitan kita
yang lebih banyak bicara pada kita. Ia tak terlihat di mata kita. Ia tertutup
oleh rasa senang yang diciptakan oleh orang-orang di sekitar kita yang lebih
banyak bicara menunjukkan kepeduliannya pada kita.
Pepatah berbunyi, “Diam adalah
emas.”. Benar, diam adalah emas. Itu sangat cocok untuknya. Sepertinya diam
adalah dunianya. Diam adalah hidupnya. Diam adalah dia. Dia adalah diam, suara
yang tak terdengar.
Jangan menilai seseorang dari
diamnya. Bisa jadi diamnya adalah kenangan tak terlupakan antara kalian. Dan
kalian hanya memandang diamnya sebagai hal tak berguna. Kau tahu, diamnya
adalah segalanya. Karena bukan dia jika tidak diam.
Diamlah, pedulilah, tunjukkanlah.
Comments
Post a Comment