Malam adalah waktu menyenangkan. Meski dunia
tak terlihat seperti aslinya, make up berupa lampu kota dan gemintang langit
begitu nyaman di pandangan. Belum lagi deburan angin yang terasa sampai
terikatnya jemari tangan. Pada akhirnya kita saling melempar senyuman. Hangat
dan manis menjadi kenangan.
Aku bukan pecinta yang baik. Pada senja dan
kopi aku hanya mampu berbisik. Padahal dalam hati, gusar selalu mengusik.
Bagaimana mungkin aku mampu berlari menghindari semesta yang begitu berisik.
Hei perhatikanlah langkahmu. Ada aku di
depanmu. Memandangimu dari kejauhan tanpa ragu. Meski pilu terkadang suka
merayu. Menggebu-gebu tanpa peduli tubuh memaku.
Comments
Post a Comment