Barangkali mengenalmu adalah hal terindah.
Berhasil menyapamu membuat jalanku kembali terarah. Membaca balasan pesan
darimu buat hati bungah. Memandangmu secara virtual cukup membuat mawar
merekah. Tidak kah kau merasa istimewa setelah banyak hal mampu kau ubah? Jujur
aku lelah. Ingin melangkah namun jarak angkuh tinggalkan resah.
Ada sebuah perasaan indah mengkristal. Satu perasaan
yang mampu membawaku terbang menembus langit tanpa membual. Tepat di ekuator
langit kutengok ke bawah di mana jejak tertinggal. Di ujung meridian aku merasa
janggal. Dapatkah aku menemuimu dalam hitungan jarak satuan cahaya
berjengkal-jengkal? Bagaimana jika okultasi membayangi, tentu diri ini akan
merasa bebal.
Sembari mata menyipit, kulihat titik quasar. Entah
memakan berapa jutaan tahun cahaya agar sampai ke dasar. Seberapa jauhnya,
titik itu tak pernah pudar. Sekelompok asteroid riang bercanda di alam bawah
sadar. Di dalam diriku sepertinya akan ada supernova yang berlipat besar. Menyisakan
nebula-nebula kecil yang menunggu hadirmu dengan sabar.
Comments
Post a Comment