Skip to main content

Pembatas Buku

Pepatah selalu berkata bahwa buku adalah guru yang baik. Ia tak pernah marah. Ya, ia memang baik. Buku bisa membuat pikiran kita berimajinasi secara liar. Tak jarang jika kita punya penafsiran yang berbeda dengan orang lain, meski membaca buku yang sama.

Kali ini saya tidak akan me-review sebuah buku. Saya ingin menyampaikan beberapa aturan ketika membaca buku.

Sebagai seorang pecinta buku, ada 4 aturan yang harus ditepati dalam buku saya. Peraturan ini juga berlaku untuk orang yang meminjam buku saya.

Darimana orang lain tahu peraturan yang sama buat? Mudah, saya akan mengganti pembatas buku ori dengan milik saya. Pembatas buku ini murni buatan saya. Desainnya juga saya yang buat. Pembatas buku ori akan saya simpan di sebuah kotak yang sengaja saya sediakan untuk menampung pembatas buku yang saya ganti.

Saya tidak mengganti pembatas buku setelah membelinya dan tidak juga selamanya pembatas buku buatan saya yang ada di dalam buku yang saya beli. Saya menempatkan pembatas buku saya ketika ada yang akan meminjam buku saya. Setelah buku itu kembali, tentu saya akan mengembalikan pembatas buku pada tempatnya.

Aturan-aturan itu adalah:

  1. Membuka halaman buku tidak lebih dari 45°;
  2. Dilarang keras untuk melipat halaman;
  3. Dilarang mencoret-coret buku;
  4. Baliklah halaman buku dengan rapi dan
  5. Jangan meminjamkan buku pada orang lain tanpa seizin pemiliknya.
Berikut adalah desain pembatas buku saya. Maaf kalau tidak bagus.
Yuk budayakan membaca ^^



Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?