Skip to main content

Refleksi

Hari ke-366 dari total 366 hari dalam tahun 2020. Apa yang terjadi selama ratusan hari ke belakang? Ah, seperti yang sering tertera di media sosial, 2020 menjadi tahun yang berat. Tak sedikit orang mengukut pandemi covid. Tren 2020 selalu penuh dengan covid, covid, dan covid. 

Siapa setuju dengan pendapat bahwa manusia memiliki jalan masing-masing? Bagi sebagian besar pasti setuju. Sama halnya dengan saya. Tidak pernah saya menyangkal opini tersebut. Lalu apa hubungannya dengan tahun penuh tikungan tajam ini? 

Bagi sebagian orang 2020 menjadi tahun penuh kehilangan. Pekerjaan, teman, bahkan keluarga. Berbagai sektor terkena dampak pandemi. Dapat dibaca di berbagai sumber mengatakan bisnis-bisnis gulung tikar. Tidak hanya pemilik bisnis merugi, karyawannya juga pasti merasakan hal sama. 

Di sisi lain, ada beberapa orang yang mendapat kebahagian tak terduga di tahun 2020. Karir, relasi, koneksi, satu persatu keinginan terwujud. Seistimewa dianugerahi kesehatan hingga mampu melewati tantangan demi tantangan selama satu tahun. Pencapaian yang membanggakan. 

Di luar kelompok di atas tentu terdapat kelompok-kelompok lain yang ceritanya jauh lebih menarik disimak. Cerita yang tak akan habis disampaikan sekali duduk. Namun semesta mengerti betul bagaimana mengabadikan momen-momen itu. 

Hidup bagaikan persimpangan jalan yang tidak diketahui arahnya sebelum mencoba. Begitulah yang terjadi selama satu tahun ke belakang. Banyak pihak berspekulasi dengan tujuan bertahan hidup. Tak sedikit mereka yang memilih keluar dari zona nyaman, lalu memulai sesuatu dari nol. Benar-benar nol. Nyatanya, mereka berhasil. 

Apa yang akan terjadi tahun 2021? Masihkah pandemi menguasai bumi? Bisakah kehidupan kembali seperti sedia kala? Naik turun ekonomi apa lagi yang disiapkan semesta? 

Tidak perlu takut. Bertahanlah. Percaya bahwa sebentar lagi wabah ini akan berakhir. Tetaplah melangkah meski dengan kaki terluka. Terbanglah walau sayap akan patah. Semesta telah menyediakan tempat bagi manusia yang mau berjuang. Bukankah kita akan mendapatkan apa yang telah kita berikan? Ya! 



Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?