Skip to main content

Pelita Tanpa Nama

Apa kabar, Pelita? Lama tak bersua. Baik-baiklah kau di sana. Demi senyummu, janganlah ada yang menggores luka. Kepada binar matamu, jagalah sinarnya. Tak baik jika ada setitik sendu menyapa. Lalu di sela-sela jemarimu, biar aku saja yang melengkapi kosongnya. Sudah kusiapkan bingkai-bingkai romansa menjelang senja. Sembari mengantar perginya mentari, kuantar pula engkau menuju ruang paling megah dalam singgasana semesta. Hiduplah di sana menikmati sisa usia. Kita bersama, selayaknya laut dan ombak enggan ada jarak di antara mereka.

Pernah sekali kutemui engkau dalam bunga tidurku. Tidak biasanya kau hadir begitu. Di mimpiku kita berjalan beriringan berdua saling mendekapkan telapak tangan. Aku ingat betul tepat di tepi pantai, malam hari kita bercengkerama tiada usai. Sesekali aku berjalan di belakangmu. Aku tak ingin tersipu jika kau tahu bagaimana mataku memandangmu tanpa merasa kelu. Sungguh, kau kuncian segala termangu. Biar aku saja dan dunia yang mengerti arti tatap mata ini terhadapmu.

Sweater hijau army melekat melindungi tubuhmu dari jahatnya dingin malam. Celana krem yang kau kenakan menambah sempurna paras pujaan. Aku masih bertahan melangkah di belakang. Menatap punggunmu saja membuat hati tak karuan, apalagi dari depan. Rasakan detak jantungku. Seirama dengannya pula aku mengabadikan cinta bersemayam. Berikut ukiran nama melekat di dinding nadi. Dapatilah satu kata yang tergores abadi di sana. Cinta, jika kelak kita tak lagi bersama, sekarang juga ajarkan bagaimana aku menghapus coretan-coretan ini. Apalah arti memilikimu jika melepasmu aku harus menyakiti diri sendiri.

Kau berhenti melangkah. Sontak aku mengikuti. Tepat di bibir pantai, kau memilih menghadap laut lepas. Kau nikmati angin lembut membelai wajahmu. Dasar angin membuatku iri. Sesekali kau pejamkan mata. Rambutmu menari-nari lucu. Senyum tipis bibirmu sukses merebut perhatianku. Keajaiban macam apa kini kulihat. Dari sekian juta manusia, hanya aku yang melihat ekspresimu malam ini. Aku merasa sangat beruntung. Sejak saat itu langkah menujumu semakin mantap. Hanya engkau yang tak kan kubiarkan merasakan desak nestapa. Akan kucipta tawa bersamaan usia semakin senja. Tuhan, bantu aku menggapainya.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?