Skip to main content

Luka yang Kembali Datang

Aku terbangun. Terjaga di kala seperti ini memang tidak mengenakkan. Di sisi lain aku memang butuh tidur untuk esok. Bukan hanya butuh tidur, aku hanya tak mau sekelebatan kenangan tentangmu muncul. Bahkan tahukah kau, jauh sebelum aku menulis ini, bayangmu telah muncul begitu saja. Manis. Tapi juga sesak.

Aku mengenangmu. Aku ingat beberapa hari lalu aku jatuh cinta kepadamu. Kau tahu, aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Egokah aku bila aku menginginkan dirimu menjadi milikku seorang? Berlebihankah aku bila aku selalu dipenuhi rasa cemburu setiap kau dekat dengan seseorang? Salahkah aku bila aku memaksakan komunikasi kita yang tiada henti? Kau yang bilang aku mengekang, maaf aku membantah. Mungkin ini hanya takut kehilangan. Kau menyebutku keras. Memang. Karena aku tak pernah bercanda soal hati. Aku berprinsip, kalau kau telah memilihku, kau adalah milikku. Sebaliknya, aku pun milikmu. Setelah itu, baru kita gunakan komitmen.

Di antara kenangan-kenangan manis itu ada hal buruk yang ingin aku lupakan benar. Tapi sulit sekali menguburnya. Setiap aku sendirian, semua itu hadir tiba-tiba. Ingat aku saat memilih kembali padamu. Kulabuhkan hatiku di dermaga milikmu lagi. Kujatuhkan kembali hati yang sempat ingin terbang meninggalkanmu. Aku kembali.

Kau ingat saat aku berkata bahwa kau bukan lagi kau yang aku kenal kemarin? Kau berubah. Dari kau yang selalu berkabar. Sedetik aku tak membalas chatmu, tiba-tiba ada panggilan tak terjawab di ponsel. Itu sudah tak ada lagi. Terakhir, aku telpon kau berkali-kali. Dengan naif kau chat, "Ada apa?". Tidak biasa kau begitu. Malamnya kau katakan baru pulang sehabis jalan dan makan dengan seseorang. Hei, naif sekali kau sayang. Tidak tahukah kau betapa sakit aku saat itu? Di saat aku menunggu kabarmu, khawatir tentang keberadaanmu, begitu lihai kau lakukan itu. Mana janjimu yang kau bilang tidak akan berhubungan lagi dengan orang itu? Kau tahu, murka seseorang yang janjinya diingkari begitu saja? Tidakkah haram kata sayang keluar dari mulutmu saat kembali memanggilku?

Ada yang dalam diam menyimpan luka begitu dalam. Karena terlalu dalamnya, ia tak tahu bagaimana cara kembali mengenal cinta. Orang yang terluka itu sedang jatuh, sejatuh-jatuhnya. Ia tak lagi mengenal cinta. Dunianya gelap seketika. Hatinya hancur. Hebatnya, hatinya dihancurkan oleh orang yang dicintanya. Ternyata, cinta bisa menjadi mata pedang untuk penikmatnya. Semakin tajam pedang, semakin dalam lukanya. Semakin kuat cinta, jika terluka, kuat pula goresnya.

Aku ingin sembuh. Bisakah aku amnesia saja? Sesak sekali rasanya mengingat semua itu. Kenapa kau tanam rasa ini begitu dalam? Apakah aku tidak bisa melepasmu? Tolong, jika kau tak mampu menyembuhkan, jangan kembali dengan menorehkan luka lama. Jika kau ingin membunuhku pelan, kusarankan bukan begini caranya. Bunuhlah aku dengan cara ksatria. Bukan bersenjatakan cinta.

Comments

Popular posts from this blog

KATA-KATA JRX SID

Kali ini Prima akan mengutip kata demi kata yang pernah dipermainkan oleh sang penggebuk drum di band perompak, Superman Is Dead. Kata-kata JRX SID Buat yg suka mlesetin 'ormas' dgn 'omas'. Sumpah joke kalian ga lucu. Dibayar pun ga akan ada yg ketawa. Adu petarung terbaik yg dimiliki rakyat dgn petarung terbaik milik ormas. Pakai cara purba ketika berurusan dgn manusia purba. Banyak yg setuju: duel adalah cara efektif mengusir ormas dari RI. Saya juga yakin, ormas akan menolak cara itu dgn sejuta alasan. Susah debat sama ormas. Mending ajak duel satu-satu, yang kalah keluar dari Indonesia. Cuma itu bahasa yg mereka mengerti. Kalian yg koar2 menuduh SID menjual fashion ketimbang musik, saya tanya balik, CD SID kalian apakah original? Band bukan parpol. Kalau parpol senang kaos nya di dibajak, band (yg ga berpikir spt parpol) akan kesal jika kaos nya dibajak. Baru saja mengalami pengalaman yg cukup sinematik: mengendarai ombak di bawah hujan lebat. It was fuk

RPP Bahasa Perancis (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan          : SMA Mata Pelajaran               : Bahasa Perancis Kelas/Semester              : XI/1 Keterampilan                  : Membaca Alokasi Waktu               : 1x45 menit STANDAR KOMPETENSI Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang “La Vie Familliale”. Kompetensi Dasar Membaca 1.        Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat. 2.        Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat dalam wacana tulis sederhana secara tepat. Indokator I.                     Kognitif A.       Produk 1.        Siswa mampu menentukan informasi tertentu dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 2.        Siswa mampu menggunakan adjectif possessif ke dalam kalimat. B.       Proses 3.        Siswa mampu menafsirkan makna kata di dalam teks yang bertema “La Vie Familliale”. (KD 1) 4.        Siswa mampu

Menemui Arti

Seperti seekor hamster, aku berlari di atas roda putar. Meski rasanya lelah, nyatanya aku tidak berpindah tempat. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga yang sia-sia. Semakin kencang aku berlari, semakin tak terarah apa yang kuingini. Di saat aku ingin berhenti, dunia sama sekali tak menunjukkan kabar baik. Hari-hariku terkesan biasa saja. Tidak hujan, tidak cerah. Biasa saja. Terlalu biasa. Tanpa sisa. Seketika aku sedang menepi tanpa mencari, kau datang tanpa permisi. Kehadiranmu sungguh terasa pas walaupun bukan itu yang aku cari saat ini. Apakah mungkin justru ketidaksengajaan inilah yang membuat jalan kita begitu serasi?