Senja hari ini masih tentang hujan. Hujan yang mengingatkanku tentang luka kala itu. Kenapa hujan datang bersamaan? Mungkin karena ia tahu, air tak boleh jatuh sendirian. Ia menjadi teman dari air yang jatuh di sudut mata. Air yang hadir karena... Ah sudahlah.
Hujan seolah bicara kepada hati. Ia melihat hati yang sendirian, bermandikan pilu di bawahnya, bercucuran pedih, hancur. Kasihan, pikirnya. Apa yang dapat dilakukan hujan agar hati kembali tersenyum? Tak ada. Hati tak semudah itu tersenyum sekarang. Ia sedang tidak seperti dulu. Ia sedang terluka. Luka yang memaksanya membatu. Entah hati bisa kembali seperti sedia kala atau ia akan buta. Tidak menutup kemungkinan, ia akan menjadi batu selamanya. Tak percaya akan cinta. Trauma yang dialaminya seakan merobek semuanya menjadi kepingan abu. Tak berguna.
Kepada sepotong hati yang tersisa, kepadamu aku berkata maaf. Maafkan aku tak mampu merawatmu sebagaimana engkau pernah mencinta mati-matian kepada seseorang. Aku tak bisa membuatmu utuh. Aku hancurkan kesejukanmu. Aku mematahkanmu. Tak layak aku disini bila tak mampu menghidupkanmu. Saat ini aku merasa bahwa aku adalah manusia tak berguna di dunia. Teganya kubunuh hati sendiri yang jatuh dengan sungguh dan utuh kepada seseorang. Tak terbayang betapa sakit yang kau derita. Bagaimana aku harus menyembuhkanmu? Bicaralah.
Dan sepotong hati lain berkata, "Aku tidak patah. Aku tidak mati. Aku tidak pergi. Aku hanya terbuang dari imaji cinta yang tercipta olehmu wahai sang pemilik. Serpihan sepertiku tercipta karena engkau yang terlalu sakit menerima kenyataan. Engkau yang berpikir bahwa kau sedang kecewa, marah, tak percaya. Kau mencoba baik-baik saja padahal kau tahu tak begitu seharusnya. Kau memaksa tersenyum, padahal tak tahukah engkau tangis disini yang begitu ngilu? Sudahlah, tak usah kau pungut potongan-potongan hatimu yang patah sepertiku. Yang ada nanti membuat lukamu semakin ngilu. Biarlah aku seperti ini saja. Tak usah kau tengok arahku. Bawalah hati yang masih baik-baik saja. Kalau ada. Melangkahlah meski kau belum bisa memaafkan dan melupakan. Berusahalah."
Comments
Post a Comment