Mencintai kamu sepenuh yang aku bisa. Menyayangi kamu
seutuhnya. Menjagamu sekuat aku tegar. Menghormatimu selayaknya engkau adalah
masa depan. Kau telah merebut segalanya. Kau curi perlahan mataku, hatiku,
waktuku, bahagiaku, hampir semuanya telah kau ambil. Hampir setiap detik waktu
berjalan aku tak mampu berpaling. Semua bagian tubuh hanya menghadapmu.
Bagaimana caramu memperlakukan aku seperti ini? Sebelumnya, tak ada yang
membuatku sebegini jatuhnya. Tapi kau berbeda. Sihir apa yang kau lakukan padaku?
Bahkan sepertinya aku sengaja berjalan tanpa lentera agar tersesat di hatimu.
Awal aku mengenalmu, tak ada yang istimewa. Semua terasa
biasa saja sampai aku menyadari ada cemburu diam-diam menyelinap. Kenapa aku
cemburu, pikirku. Jelas aku bukan siapa-siapa. Sama halnya denganmu. Tapi aku
tak bisa berbohong. Hatiku merasakan sesuatu. Seperti ada getaran, gemuruh dan
hujan setiap kali kau bercerita tentang kau dan lika-liku harimu. Aku tak tahu
rasa macam apa itu. Aku berpikir ada apa denganku. Tak biasanya aku seperti
itu. Aku kehilangan diriku.
Waktu terus berlalu begitu sampai aku merasa kau segalanya.
Kau bagian penting dariku. Di diriku ada engkau. Jauh di dirimu pula ada
segalanya, termasuk aku. Kau mengajarkanku ketulusan. Kau kenalkan aku dengan cinta.
Kau ajak aku berkelana ke dalam hutan yang kau sebut rindu. Kau bangun labirin
kasih dan kau sesatkan aku di dalamnya. Kerasku telah berhasil kau luluhkan.
Sihir apa yang kau punya? Apa yang membuatmu berbeda dari orang-orang yang
pernah singgah? Selamat, kau telah berhasil memiliki aku. Sepenuhnya.
Comments
Post a Comment